Soloraya
Sabtu, 3 Maret 2018 - 10:15 WIB

KESEHATAN BOYOLALI: Pemkab Boyolali Cegah Leptospirosis Lewat Pengendalian Populasi Tikus, Ini Langkahnya

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil beberapa instansi dan pemangku kepentingan di Kabupaten Boyolali dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membahas pencegahan penularan leptospirosis dalam rapat koordinasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Kamis (1/3/2018). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/SOLOPOS)

Cegah leptospirosis, Pemkab Boyolali bertekad kendalikan populasi tkus

Solopos.com, BOYOLALI—Salah satu upaya menanggulangi penyakit leptospirosis di Boyolali adalah mengendalikan populasi tikus.

Advertisement

Pengendalian populasi tikus itu dilakukan secara mandiri maupun massal di rumah penduduk maupun di persawahan. Demikian salah satu rekomendasi rapat koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dengan beberapa pihak terkait di kantor dinas tersebut, Kamis (1/3/2018).

Para pihak tersebut adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Salatiga, dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta.

Advertisement

Para pihak tersebut adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Salatiga, dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina,  mengatakan dalam pengendalian populasi tikus ini ia akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali. (baca juga: KESEHATAN BOYOLALI : Kondisi Bangunan Bakal Rumah Sakit Juwangi Bikin Warga Gerah)

”Pengendalian tikus dengan cara mengurangi populasi secara massal atau gropyokan maupun secara mandiri dengan dengan tata cara sesuai prosedur. Ada prosedur khsusus mengendalikan populasi tikus. Kami akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian,” ujar dia kepada wartawan seusai acara.

Advertisement

Dalam diskusi tersebut mengemuka bahwa leptospirosis sebagian besar menjangkiti petani. Dinas Kesehatan akan menyosialisasikan pola hidup bersih dan sehat, khususnya kepada petani dan masyarakat luas pada umumnya.

”Sosialisasi ini tentang risiko leptospirosis, membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta perawatan luka yang benar. Luka merupakan salah satu jalan menularnya penyakit ini,” kata Ratri.

Secara internal Dinas Kesehatan akan meningkatkan keterampilan sumber daya manusia tenaga medis mengenai deteksi dini dan tata laksana kasus leptospirosis.

Advertisement

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali akan menyelenggarakan seminar dengan narasumber dari RSUP dr. Kariadi, Semarang, dan RSUD Sunan Kalijaga, Demak, yang akan difasilitasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Salatiga serta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Juwaris, menjelaskan akan mengintensifkan surveilans dan pengobatan kepada ternak yang positif terkena leptospirosis.

“Di lokasi yang terdapat kasus maupun korban jiwa akan kami lakukan surveilans, pengambilan sampel serta ternak, berikut pengobatannya bagi ternak yang positif terjangkit leptospirosis,” ujar Juwaris.

Advertisement

 

Advertisement
Kata Kunci : Kesehatan Boyolali
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif