SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan BPJS di RSUD Moewardi (JIBI/Solopos/Dok)

Kesehatan Solo terkait pelayanan di RSUD dr. Muwardi sering overload. 

Solopos.com, SOLO – Jumlah pasien di RSUD dr. Moewardi Solo sering kali overload. Kini, adanya layanan kesehatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) juga menambah permasalahan itu karena rumah sakit tersebut menjadi salah satu lokasi rujukan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dengan pelayanan BPJS, banyak pasien yang langsung datang ke rumah sakit tanpa melalui tingkatan rujukan. Hal itu yang terkadang menjadikan rumah sakit overload,” kata Wakil Direktur Umum RSUD dr. Moewardi, Suharto Wijanarko, saat ditemui di sela acara peringatan HUT ke-66 RSUD dr. Moewardi Solo, Sabtu (2/1/2016).

Untuk itu, pengelola rumah sakit memperketat aturan hanya melayani pasien dengan kondisi darurat. Tak hanya faktor pasien, Suharto juga menyadari masih kurangnya sarana dan prasarana salah satunya jumlah tempat tidur menjadi faktor overload-nya jumlah pasien.

Saat ini, rumah sakit tersebut memiliki 777 unit tempat tidur dari idealnya sekitar 1.000 unit.

“Kami berupaya menambah sarana dan prasarana dengan penambahan gedung bertingkat hingga berlantai 10. Diharapkan, ada tambahan sekitar 300 tempat tidur, terutama untuk pasien kelas III. Jadi, kami tidak lagi menolak pasien karena keterbatasan kapasitas rawat inap,” tutur dia.

Menurut Petugas Bagian Pengelolaan Pendapatan dan Pengendalian Pelayanan BPJS, Bambang Sugeng Wijanarko, jumlah pasien BPJS rawat jalan di RSUD dr. Moewardi mencapai 17.000 orang/bulan dan pasien rawat inap sekitar 8.000 orang/bulan.

Sedangkan jumlah semua pasien di rumah sakit itu sekitar 37.500 orang/bulan. Sementara, dari kapasitas 777 tempat tidur di rumah sakit itu, tingkat isiannya mencapai 80 persen.

“Meskipun tingkat isiannya 80 persen bukan berarti jumlah pasien tidak overload. Sebab, pasien kami banyak yang inden [pesan tempat terlebih dahulu]. Sebab, sesuai aturan, pasien dengan penyakit menular dan tidak menular harus dipisahkan tempatnya. Ada juga pasien yang sementara ditempatkan di kelas atasnya karena tidak mendapatkan tempat tidur,” kata dia.

Selain itu, di bagian kamar operasi juga ada yang inden karena keterbatasan tempat. Saat ini, rumah sakit itu juga sedang mengembangkan sarana dan prasarana berupa 40 unit tempat tidur di Intensive Care Unit (ICU) dan 40 tempat tidur di High Care Unit (HCU). Penambahan berbagai sarana dan prasarana itu diharapkan selesai 2018.

Bambang menambahkan penyebab lain adanya overload rumah sakit karena peningkatan kasus penyakit tidak menular salah satunya kanker.

Menurutnya, berbagai macam kanker seperti serviks, mulut, dan yang menyerang beberapa organ tubuh lainnya pada manusia kini semakin banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya