SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Kesehatan Wonogiri, pemkab berupaya keras agar tak muncul kasus kekurangan yodium.

Solopos.com, WONOGIRI — Kasus gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Wonogiri menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Sejumlah langkah sudah disiapkan supaya tak muncul kasus GAKY baru.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, belum lama ini menginformasikan kasus GAKY menonjol ditemukan di Kismantoro. Ratusan warga kecamatan tersebut menderita gondok dan kretin atau kelainan yang dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan pertumbuhan anak terhambat.

Informasi yang dihimpun hingga 2017 ini penderita kretin di Kismantoro terdapat 144 warga dan 177 penderita gondok. Mayoritas mereka berusia lebih dari 40 tahun, dengan penderita termuda berusia 12 tahun. Hal itu menunjukkan kasus GAKY kali terakhir ditemukan 12 tahun silam.

Menurut Bupati kondisi tersebut ironis karena sudah bertahun-tahun kasus ditemukan tetapi tidak ada yang mengetahui penyebab secara pasti warga bisa kekurangan yodium. Oleh karena itu dia menggandeng pihak ketiga untuk meneliti kandungan air di Kismantoro, beberapa pekan lalu.

Hasil penelitian keluar belum lama ini. “Hasilnya diketahui air di Kismantoro mengikat yodium. Tak heran kalau warga banyak yang kekurangan yodium,” kata Bupati.

Dia menilai solusi permanen yang bisa mengatasi kondisi tersebut adalah pengadaan air bersih selain air tanah. Selama ini warga Kismantoro hanya memanfaatkan air tanah. Oleh karena itu Bupati berupaya agar Kismantoro dapat terjangkau air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wonogiri.

Proyek tersebut bisa terwujud jika dianggarkan minimal Rp10 miliar. Ihwal mampu dan tidaknya warga dapat menanggung biaya tagihan, menurut Bupati hal itu menjadi pertimbangan kesekian.

Pelaksana Gizi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Kristiana Tri Warsini, menginformasikan saat ini tidak ada kasus GAKY baru di Wonogiri. Namun, Wonogiri sempat menjadi daerah endemis.

Berdasar pemetaan tingkat endemisitas pada 2004 silam, wilayah dengan penderita GAKY, yakni gondok dan kretin terdapat di enam kecamatan, seperti Batuwarno, Karangtengah, dan Sidoharjo.

Lima tahun sebelum pemetaan, Kismantoro masuk endemis berat. Tetapi sejak 2004 Kismantoro tidak ditemukan kasus baru. Pemetaan 2004 merupakan pemetaan kali terakhir. Sejak saat itu belum ada pemetaan lagi dari Kementerian Kesehatan. Kendati demikian Dinkes tetap melakukan pemetaan garam dan palpasi atau deteksi dini penyakit gondok pada anak tiap tahun.

“Penderita gondok dan kretin di Wonogiri mayoritas berusia lebih dari 35 tahun. Artinya kasus banyak orang menderita gondok terjadi 35 tahun lalu. Hal itu karena warga belum tahu yodium itu mudah menguap. Kebanyakan warga menyimpan garam di tempat terbuka. Akibatnya yodium menguap,” kata Kritiana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya