SOLOPOS.COM - Kepala Dinkes Sragen Udayani Proborini (kiri) menjelaskan tentang hasil uji lab atas sampel makanan yang menjadi penyebab keracunan massal di Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen, kepada wartawan di kantornya, Selasa (9/5/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Hasil uji laboratorium (lab) atas sampel makanan dan air dari Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, sudah keluar. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen menyatakan berdasarkan uji lab itu diketahui keracunan massal pada 28 April 2023 itu disebabkan bakteri Escherichia coli (E. coli).

Uji lab itu dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Kesda) Jateng. Kepala Dinkes Sragen, dr. Udayanti Proborini, mengatakan bakteri E. coli itu berasal dari makanan yang disediakan pihak yang menggelar hajatan. Sementara hasil uji lab terhadap air yang digunakan kandungannya dalam batas normal.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saat itu yang diambil sampelnya ada sayur kentang, nasi, daging, dan air. Dari hasil lab itu menunjukan kandungan bakteri E. coli ada dalam daging sapi. Selain bakteri itu ada kuman lain yang ditemukan menempel. Untuk diare dan mual-mual itu disebabkan karena bakteri E. coli. Nah, kontaminasi bakteri E. coli ini banyak kemungkinannya,” jelas Udayanti.

Dia menerangkan kemungkinannya kontaminasi bakteri itu terjadi saat proses pengiriman daging dari jagal ke rumah warga yang menggelar hajatan. Kemungkinan lainnya adalah dari cara memasak, penyajiannya, tempat yang digunakan untuk menaruh daging, pengemasannya, dan lainnya.

Selain bakteri E. Coli, di daging sapi ada juga ada kuman lain yg ditemukan di sampel. “Atas kejadian itu, pemerintah tidak menetapkan kejadian luar biasa atas kasus keracunan massal itu,” ujarnya.

Udayanti mengimbau kepada masyarakat supaya lebih hati-hati dalam pengolahan makanan terutama dalam partai besar. Dia menekankan pentingnya kebersihan dalam pengolahan makanan, penyajian, dan seterusnya. Kebersihan yang dimaksud mulai dari tempat, orangnya, proses pengolahan, hingga penyajian makanannya.

“Warga yang menerima makanan supaya diperhatikan makanannya. Kalau warnanya berubah, ada aroma yang aneh, tidak usah dimakan. Kalau saat makan ada rasa yang berbeda, tidak usah dilanjutkan makan. Sebelum makan cuci tangan dulu,” ujarnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sragen, Sri Subekti, menyampaikan makanan berupa daging rentan sekali terkontaminasi bakteri. Ini berlaku untuk berbagai daging, sapi hingga ayam.

Sebagaimana diketahui, keracunan massal itu berawal dari adanya warga yang mengeluh mual dan muntah serta diare yang datang ke Bidan Desa Jambeyan, Sambirejo yang rumahnya sekarang menjadi Posko Kesehatan Jambeyan pada Jumat (28/4/2023) pukul 20.00 WIB. Keracunan massal diduga akibat makan paket punjungan Hajatan. Jumlah korban keracunan massal itu mencapai 13 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya