Soloraya
Kamis, 17 Desember 2020 - 14:20 WIB

Ketat Patuhi Prokes, Begini Cara Rutan Wonogiri Cegah Penularan Covid-19

Rudi Hartono  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Rutan Kelas IIB Wonogiri, Daniel Kristianto (kanan), bersama para sipir memantau warga binaan, Rabu (9/12/2020). Mereka bekerja dengan memakai masker untuk mencegah penularan Covid-19. (Rudi Hartono/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI—Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Wonogiri menjalankan protokol pencegahan penularan Covid-19 secara ketat. Alhasil, sembilan bulan Covid-19 mewabah Rutan Wonogiri tetap aman.

Pantuan Solopos.com, Rabu (9/12/2020) lalu, sarana cuci tangan disediakan di depan pintu Rutan. Sipir mengawasi dengan ketat. Saat Solopos.com meliput proses pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada), para sipir memakai masker. Saat jam istirahat warga binaan beraktivitas di lingkungan Rutan dengan memakai masker.

Advertisement

Proses pemungutan suara dijalankan dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin. Seluruh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang merupakan pegawai Rutan memakai alat pelindung diri (APD) sesuai ketentuan. Calon pemilih yang masuk area tempat pemungutan suara (TPS) dicek suhu tubuhnya.

Mengungkap Sederet Uji Sebelum Vaksin Disuntikkan

Komunikasi Online

Kepala Rutan Wonogiri, Daniel Kristianto, menginformasikan hingga Rabu itu Rutan dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia belum mendapat perintah untuk membuka kunjungan keluarga warga binaan, termasuk Rutan Wonogiri. Kebijakan itu untuk mencegah penularan Covid-19.

Advertisement

Sebagai gantinya warga binaan dapat berkomunikasi menggunakan media video dengan keluarga secara online komunikasi melalui telepon yang disediakan. Rutan menyiapkan lima perangkat komputer kiriman dari pusat, tetapi yang dapat dioperasikan empat unit.

“Meski lingkungan Rutan adalah lingkungan yang tertutup, tetapi kami tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Warga binaan memang selalu berada di dalam Rutan, tapi para sipir kan beraktivitas di luar Rutan saat tidak bertugas. Itu yang perlu diwaspasdai,” kata Daniel.

Oleh karena itu saat masuk lingkungan Rutan para sipir di-screening, seperti dicek suhu. Jika suhu tubuh lebih dari 37,3 derajat celcius, sipir belum diperbolehkan masuk sebelum suhu tubuh turun.

Advertisement

Usir Bosan, Isi Liburan di Rumah Saja dengan Mengasah Kreativitas Anak

“Saya instruksikan kepada para sipir, jika merasakan tak enak badan sebaiknya izin saja. Ini demi kepentingan bersama. Karena kalau satu orang saja ada yang terpapar Covid-19 penularannya bisa cepat mengingat Rutan ada banyak orang,” imbuh Daniel.

Pada hari itu Rutan Wonogiri menampung 330 warga binaan. Tahanan dari Wonogiri lebih kurang 100 orang. Selebihnya tahanan kiriman dari Rutan di Jakarta yang kapasitasnya sudah penuh. Saat ini Rutan Wonogiri sudah ditetapkan sebagai Lapas, sehingga ke depan bisa lebih fokus membina warga binaan. Penetapan sudah resmi, tinggal dikukuhkan saja.

“Rutan sebenarnya untuk menampung tahanan yang perkaranya belum memiliki kekuatan hukum tetap. Tapi kami juga turut membina warga binaan seperti halnya Lapas,” terang Daniel.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif