Solopos.com, SRAGEN — Ratusan orang memadati halaman depan pendapa nDayu Park, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Minggu (17/7/2022) malam.
Di pendapa milik keluarga mantan Bupati Sragen Untung Wiyono itu digelar pertunjukan wayang kulit dengan menampilkan dua dalang kondang, yakni Ki Anom Suroto dan Ki Bayu Aji Pamungkas.
Dua dalang yang juga ayah dan anak itu memainkan wayang dengan lakon Tumuruning Wahyu Cakraningrat, wahyu kepemimpinan.
Pertunjukan wayang kulit itu digelar anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Untung Wibowo Sukawati, yang juga Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen. Saat itu ia tengah menggelar hajatan sunatan dua putra kembarnya, yakni Untung Aidan Maheswara Sukawati dan Untung Adrian Mahawira Sukawati. Mereka baru duduk di Kelas VII SMP Muhammadiyah PK Solo.
Pertunjukan wayang kulit itu digelar anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Untung Wibowo Sukawati, yang juga Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen. Saat itu ia tengah menggelar hajatan sunatan dua putra kembarnya, yakni Untung Aidan Maheswara Sukawati dan Untung Adrian Mahawira Sukawati. Mereka baru duduk di Kelas VII SMP Muhammadiyah PK Solo.
“Saya beserta istri berterima kasih atas kehadiran bapak ibu semua. Terima kasih, lemah teles, Gusti Allah ingkang males [Gusti Allah yang membalas],” ujar Untung Wibowo Sukowati saat memberi sambutan dihadapkan para tamu yang datang.
Baca Juga: Sejarah Museum Radyapustaka Solo, Museum Tertua di Indonesia
“Saat itu lakon yang diambil sama, yakni Tumuruning Wahyu Cakraningrat. Pak Anom itu seperti keluarga sendiri makanya dipilih sebagai dalang,” ujarnya.
Lakon Wahyu Cakraningrat, menurut dia, wujud syukur atas prosesi sunatan kedua Bowo. Saat ditanya pemilihan lakon itu dikaitkan dengan Pemilu 2024, Bowo membantahnya. Dia menyampaikan pemilu 2024 masih jauh.
Sebelum pergelaran wayang kulit dimulai, Bowo sempat menyerahkan wayang gunungan kepada Ki Anom Suroto.
Baca Juga: Simak dan Catat! Ini Jadwal 48 Event Selama Grebeg Suro Ponorogo 2022
Ki Anom Suroto bersama Ki Bayu Aji Pamungkas berkolaborasi dalam memainkan lakon Wahyu Cakraningrat itu. Mereka memulai lakon dengan pertemuan Raja Dwarawati Sri Batara Kresna dengan anaknya, Raden Samba dan Anoman.
Dalam pertemuan itu, Kresna menasihati anaknya supaya bisa menjadi calon pemimpin yang akan menggantikannya sebagai Raja Dwarawati. Kresna meminta Raden Samba bertapa di Alas Krendayana karena akan turun Wahyu Cakraningrat yang juga wahyu kepemimpinan.
Singkat kisah, selain Raden Samba juga ada dua ksatria lainnya yang sama-sama mengejar wahyu itu. Mereka yakni Raden Lesmana Mandrakumara putra Raja Hastina Prabu Duryudana dan Raden Abimanyu putra Raden Arjuna yang juga bagian dari Pandawa Lima.
Baca Juga: Tak Hanya Satu, Museum Wayang di Jawa Tengah Ada 2, Ini Lokasinya
Semula Wahyu Cakraningrat masuk ke tubuh Samba tetapi dengan perbuatan Samba yang kurang baik akhirnya Wahyu Cakraningrat keluar dari tubuh Raden Samba kemudian menyusup ke tubuh Raden Abimanyu.
Untuk mempertahankan wahyu itu, Abimanyu harus berperang dengan para Kurawa yang ingin wahyu itu diterima Raden Lesmana Mandrakumara. Pertarungan dimenangkan Abimanyu yang kelak keturunannya menjadi raja-raja di Tanah Jawa.