SOLOPOS.COM - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (kanan) dalam acara peresmian Rice Mill Unit (RMU) Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) di Desa Puro, Kecamatan Karangmlang, Kabupaten Sragen, pada Minggu (30/10/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)
Solopos.com, SRAGEN — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menilai rakyat harus naik kelas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Jangan hanya berpolitik pasif, Haedar mengimbau rakyat harus memilih dengan kecerdasan, kesadaran kritis untuk masa depan mereka sendiri.
Hal tersebut ia sampaikan saat ditemui Solopos.com setelah peresmian Rice Mill Unit (RMU) Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) di Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen pada Minggu (30/10/2022).
“Pemilu 2024 harus menjadi milik rakyat, pemilu milik Indonesia. Artinya harus ada perubahan yang signifikan bukan sekadar pesta demokrasi. Siapa pun yang berkontes, dari golongan partai manapun, tidak boleh lagi terlibat dan menciptakan pembelahan politik,” terang Haedar.
Menurutnya, politik harus menjadi pemersatu bukan pemecah belah. Jadi setiap kekuatan elite yang berkontes harus punya kesadaran bersama bahwa siapa pun yang berkontes itu bukan musuh, tapi bagian dari bangsa Indonesia sendiri.
Baca Juga: Bupati Sragen Puji Kontribusi Muhammadiyah Tingkatkan Perekonomian Masyarakat
“Sehingga siapa pun yang menang tidak akan jadi ancaman, sama juga yang kalah tidak merasa untuk menjadi lawan. Rakyat juga harus naik kelas, jangan sampai terlibat politik politik pasif. Apabila terlibat dalam politik transaksional, misalnya, jangan memilih karena dibayar, memilih karena uang, atau memilih karena kebiasaan. Tapi pilihlah dengan kecerdasaan, kesadaran kritis, untuk masa depan rakyat itu sendiri,” pungkasnya.