SOLOPOS.COM - Suasana Kelurahan Laweyan pada Senin (12/6/2023). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SOLOKelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo dinilai dapat berpotensi memenangi Lomba Kelurahan se-Provinsi Jawa Tengah.

Jika berhasil menjadi yang terbaik dalam perlombaan tersebut, Kota Solo secara otomatis akan meraih hattrick menjadi juara pertama lomba kelurahan tingkat provinsi ini selama tiga tahun berturut

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tim penilaian lomba kelurahan se-Jawa Tengah melakukan verifikasi lapangan ke Kelurahan Laweyan pada Selasa (13/6/2023). Kedatangan tim penilai disambut Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa di Kantor Kelurahan Laweyan.

Kelurahan Laweyan dibagi tiga RW dan 10 RT. Masing-masing RW terdiri tiga sampai empat RT. RW 001 mempunyai empat RT. RW 002 mempunyai tiga RW, dan RW 003 mempunyai empat RT.

Kelurahan Laweyan telah berhasil menginovasi Program Noto Kampung berbasis Comunnity Based Tourism (CBT). Dalam konteks ini, masyarakat diajak mengoptimalkan potensi wisata di daerahnya.

Program Noto Kampung terdiri dari empat kegiatan. Masing-masing penataan lingkungan, optimalisasi ruang terbuka sebagau pusat kuliner, pemerintah kelurahan bekerja sama dengan pelaku usaha dan masyarakat, dan penataan destinasi wisata.

Tim penilai Lomba Kelurahan se-Jateng berasal dari Dispermasdes Provinsi Jateng sebanyak tujuh orang dan dari lintas organisasi perangkat daerah empat orang yakni dari tim penggerak PKK satu orang, Dinas Kesehatan, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, dan Biro Pemerintahan Setda Pemprov Jateng.

Aspek yang dinilai cukup kompleks, mulai dari kesehatan, kesejahteraan, administrasi, keamanan, pemberdayaan masyarakat, ekonomi, dan sistem informasi di lingkungan masyarakat.

Saat meninjau di Kelurahan Laweyan, tim penilai mendatangi RW 02 Kampung Klaseman. Mereka di sini meninjau penataan lingkungan di jalan kampung, kegiatan posyandu, bank sampah, dan kawasan mural di kampung klaseman. Selain itu, mereka menghampiri Taman Bestari yang penuh sayur mayur dikelola oleh PKK RW ini.

Tim penilai juga meninjau layanan pojok baca dan gazebo galang serap aspirasi. Di akhir kunjungan, warga setempat melakukan peraga kekompakan dan gotong royong saat menangani situasi kebakaran, pohon tumbang, dan keadaan darurat lain. Mereka pun bersama-sama mendirikan tenda darurat.

Selanjutnya, tim penilai berkunjung ke RW 002 atau Kampung Setono. Kampung ini sebagai warisan budaya bernilai wisata, memiliki kekayaan bangunan-bangunan bersejarah, kerajinan batik khas seperti tumaruntun, dan bangunan bunker di rumah warga sejak zaman belanda. Ada pula bangunan bersejarah bernama Ndalem Jimatan.

Di lokasi ini tim penilai disambut dengan nuansa bersejarah, kreativitas, dan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan warga. Tim penilai juga menyambangi rumah produksi seni lukis warga, mencicipi makanan khas lokal bernama ledre, dan kegiatan warga budi daya lele dan abon lele sebagai produk olahannya.

Tim penilai juga melihat ruang terapi kesehatan tradisional yang bernama Batra Eyang Gentar. Sejumlah warga melakukan senam terapi kesehatan di sini.

Terakhir, tim penilai menuju RW 003, yakni Kampung Kramat. Kampung ini menonjolkan kawasannya sebagai kampung bebas asap rokok. Dirintis sejak 2020, kampung ini memiliki ruang terbuka khusus yang digunakan merokok. Kawasan ini juga sangat asri karena banyak tanaman hijau yang menghiasi.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, optimistis, Kota Solo bisa hattrick menjadi juara pertama lomba kelurahan tingkat provinsi ini selama tiga tahun berturut. Setelah dua tahun sebelumnya dijuarai oleh Kelurahan Jebres dan Kelurahan Mangkubumen.

“Harapannya bisa hattrick. Kalau ini juara lagi kan akan baik, ini lebih pada kelurahan tematik, artinya tematik ini kelurahan yang unik di Solo, ini tidak ada [yang menyamai] di kelurahan di Indonesia,” kata Teguh di Kelurahan Laweyan, Selasa (13/6/2023).

Ketua tim penilaian dari Jawa Tengah, Lusi Arjuni, menyampaikan Kelurahan Laweyan menjadi lokasi kedua yang sudah diverifikasi lapangan setelah Kabupaten Sragen. Lusi menyebutkan ada tiga desa dan tiga kelurahan yang akan dinilai.

“Tiga kelurahan di Kota Solo, Sragen, dan Pekalongan, lalu tiga desa di dari Banjarnegara, Kudus, Jepara,” jelas dia saat ditemui seusai memverifikasi lapangan di Laweyan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya