SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kopi Lawu. (shopee)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kabupaten Karanganyar dikenal tidak hanya sebagai daerah penghasil teh. Kabupaten yang berada di kaki Gunung Lawu ini juga merupakan rumah dari kopi jawa atau biasa disebut kopi lawu.

Sesuai namanya, kopi jawa adalah kopi yang berasal dari Pulau Jawa. Kebanyakan, kopi jawa berjenis arabika. Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah penghasil kopi jawa ini. Kopi jawa di lereng Gunung Lawu ini masuk golongan tipe S line atau asli peninggalan Belanda.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Mengutip artikel Soloposfm.com, Jumat (4/2/2022), kopi di lereng Gunung Lawu memiliki sejarah besar pada abad ke-18. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda memilih lereng Lawu untuk bermukim dan mengembangkan kopi arabika dan robusta.

Baca Juga: Puluhan Barista dari Berbagai Daerah Kumpul di Colamadu Untuk Unjuk Gigi

Budidaya kopi Karanganyar Lawu juga tidak lepas dari keberhasilan Adipati Mangkunegara IV mengembangkan kopi sehingga saat itu Kadipaten Mangkunegara dapat membangun kavaleri terbesar di zamannya.

Salah satu petani kopi Lawu, Rusdi, menjelaskan para petani di Lawu lebih banyak menanam kopi jenis arabika. Para petani juga harus bisa melakukan pembibitan secara mandiri. Sehingga banyak petani kopi di lereng Lawu yang beralih ke tanaman lain yang lebih cepat menghasilkan.

“Baru dua tahun terakhir komunitas mulai menanam kembali bibit kopi seluas satu hektare. Salah satunya di Desa Gondosuli, Tawangmangu. Pohon kopi yang ditanam merupakan sisa pohon peninggalan Belanda,” ungkapnya dalam perbincangan Serba-Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari, 14 April 2021 lalu.

Baca Juga: Sah! Singkong Jarak Towo dan Kopi Lawu Jadi Milik Masyarakat Karanganyar

Genjot Produksi Kopi Lawu

Sementara Bimo Aji Sudarsono, pegiat Kopi Karanganyar, mengaku selalu kewalahan untuk memenuhi permintaan kopi dari pasar dalam negeri maupun luar negeri seperti Taiwan, karena produksi kopi yang terbatas. Ia berharap sektor swasta maupun pemerintah mampu menggenjot produksi kopi Lawu Karanganyar .

Selain sebagai ketua Komunitas Petani Kopi, Bimo Aji juga mengembangkan warung kopi di tengah kampung. Upaya ini dilakukan untuk mengenalkan Kopi Lawu Karanganyar dan menggali potensi desa dengan agro wisatanya.

Sosialisasi terus dilakukan, terutama kepada kaum millenial agar tidak takut untuk bertani, khususnya kopi. Karena kopi memiliki prospek bagus di masa depan. Rusdi merupakan contoh pemuda yang terjun menjadi petani.

Baca Juga: Gondosini, Kebun Kopi Kuno Era Mangkunegaran di Wonogiri

Selain kedai kopi yang terletak di Banaran, Gondosuli, Tawangmangu banyak komunitas dan kedai kopi yang juga turut mempromosikan kopi Karanganyar.

Popularitas kopi Lawu Karanganyar pun mulai terdongkrak. Ini ditandai dengan mulai diterimanya kopi tersebut di beberapa tempat seperti di komplek perkantoran Karanganyar.

Dengan maraknya kedai kopi, muncullah barista. Barista adalah pekerjaan membuat dan menyajikan kopi yang berbasis espresso kepada pelanggan. kata “barista” merupakan bahasa dari Italia yang berarti “pelayan bar”, dan barista adalah posisi yang terhormat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya