SOLOPOS.COM - Sendang Songo di Dukuh Slembi, Desa Jurug, Mojosongo, Boyolali. (boyolali.go.id)

Solopos.com, BOYOLALI — Sendang Songo yang berada di Dukuh Slembi, Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, kerap menjadi tempat melakuka ritual kungkum atau berendam orang-orang dari berbagai daerah.

Hal itu tak lepas dari adanya mitos yang berkembang di masyarakat bahwa ritual kungkum atau berendam di Sendang Songo bisa mendatangkan keberuntungan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selain itu ada pula yang percaya dengan melaksanakan ritual berendam sesuai tata cara yang disyaratkan maka segala keinginan orang tersebut bakal terwujud. Percaya atau tidak percaya, mitos memang lekat dengan budaya dan tradisi dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Sebagian ada yang terbukti dan menjadi kepercayaan sedangkan sebagian lainnya hanya menjadi mitos tanpa bukti nyata. Hal itu juga berlaku pada mitos seputar kungkum di Sendang Songo.

Sendang Songo di Slembi, Jurug, Mojosongo, Boyolali, menawarkan keindahan panorama alam dan kesegaran air sendang sehingga berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata.

Dikabarkan laman perpustakaan digital Pemkab Boyolali, remenmaos.boyolali.go.id, Sendang Songo mempunyai sembilan pancuran dari besi yang mengalirkan air sepanjang 10 meter.

Jumlah pancuran itulah yang menjadi asal usul penamaan sendang tersebut. Bagi masyarakat Dukuh Slembi, keberadaan Sendang Songo masih dikeramatkan. Berdasarkan sejarahnya, Sendang Songo merupakan petilasan zaman kerajaan yang berusia sangat tua.

Menurut cerita turun temurun, konon sendang ini merupakan tempat mandi atau membersihkan diri para putri raja serta digunakan pula untuk tempat penyimpanan benda pusaka kerajaan di masa lampau.

Tak Bisa Dilakukan Sembarangan

Juru kunci Sendang Songo, Mbah Sarono, mengatakan daerah Slembi telah berusia ratusan tahun. Mitos yang beredar di masyarakat adalah apabila orang melakukan ritual kungkum atau berendam di Sendang Songo, segala keinginannya akan terwujud.

Banyak pengunjung dari luar daerah yang berdatangan setiap malam Jumat ke Sendang Songo di Jurug, Mojosongo, Boyolali,  ini untuk melakukan ritual berendam dan membuktikan mitos yang telah beredar itu.

Menurut Mbah Sarono, hari yang paling tepat untuk melakukan ritual berendam di sendang itu adalah Jumat Pahing, tepat pukul 24.00 WIB. Orang yang melakukan ritual harus berendam selama minimal satu jam dan harus kuat menahan segala gangguan.

Mbah Sarono mengatakan ritual tak bisa dilakukan secara asal, melainkan ada ubo rampe yang perlu dipersiapkan antara lain bunga, kemenyan, dan minyak wangi. Posisi berendamnya pun diatur, yaitu sikap bersedekap tangan, mata fokus ke ujung hidung, dan tidak boleh menoleh ke kanan kiri walau sedikit pun.

Konon hanya orang-orang dengan hati bersih serta bersih dari tindakan kriminal yang dapat terkabul keinginannya dengan melaksanakan ritual tersebut. Selain ritual untuk mendapatkan keinginan, orang-orang yang datang ke Sendang Songo juga ada yang melakukan ritual berendam untuk mendapatkan benda pusaka.

Benda pusaka itu gaib dan dipercaya dapat memberikan kekuatan kepada pemiliknya. Menurut sang juru kunci, salah satu di antara tiga pohon beringin besar di Sendang Songo menyimpan berbagai benda pusaka gaib yang jumlahnya tidak terkira. Namun hanya beberapa orang yang dapat melihat lokasi benda-benda pusaka itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya