Soloraya
Senin, 6 Juni 2022 - 12:16 WIB

Khawatir Sebarkan Virus, 21 Sapi Terjangkit PMK di Sragen Disembelih

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua dokter hewan melakukan swab oropharyngeal dan swab nasal pada sapi milik warga di wilayah Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Sragen, Kamis (19/5/2022). (Istimewa/Disnakan Sragen)

Solopos.com, SRAGEN – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi di Kabupaten Sragen terus bertambah setiap hari. Data terakhir kasus PMK di Sragen per Minggu (5/6/2022) malam tercatat ada 261 kasus. Dari angka tersebut, 21 ekor sapi di antaranya terpaksa disembelih dan lima lainnya keburu mati sebelum disembelih.

Di sisi lain, Kecamatan Gesi yang sebelumnya zona hijau, kini masuk dalam daftar 16 kecamatan zona merah PMK setelah ditemukan tiga kasus di sana. Sebalilknya, Kecamatan Jenar berhasil keluar dari zona merah PMK lantaran satu kasus yang ditemukan sudah dinyatakan sembuh.

Advertisement

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, drh. Toto Sukarno, menjelaskan dari 261 kasus PMK tersebut, 176 di antaranya kasus aktif, 45 kasus baru, 59 kasus sembuh dan 21 kasus dipotong, dan 5 kasus mati. Pada Jumat (3/6/2022) total jumlah kasus PMK masih 174 lalu naik jadi 216 kasus pada Sabtu (4/6/2022).

“Ada 16 kecamatan yang masuk zona merah dan empat kecamatan masuk zona hijau. Keempat kecamatan zona hijau itu terdiri atas Kecamatan Sragen Kota, Gondang, Tangen, dan Jenar. Kasus terbanyak bergeser dari Sidoharjo dengan 30 kasus menuju Sumberlawang dengan 31 kasus,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (6/6/2022).

Baca Juga: PMK Meluas! Potensi Kerugian di Bulukerto Tembus Miliaran Rupiah

Advertisement

Dari 21 ekor sapi yang dipotong, 11 ekor di antaranya di Kecamatan Karangmalang , 4 ekor di Sidoharjo, dam 2 ekor di Kedawung. Masaran, Kalijambe, Tanon, dan Sumberlawang masing-masing 1 ekor.

Toto menambahkan upaya menekan penambahan kasus PMK terus mereka lakukan. Dia mengatakan semua sapi yang terinfeksi harus dikarantina. Jika terpaksa, ujar dia, sapi tersebut bisa dipotong supaya tidak menular ke ternak lainnya.

“Upaya lainnya bisa dengan menyetop lalu lintas ternak, jaga kebersihan kandang dan sapi. Kemudian sapi harus mendapatkan asupan makanan yang cukup dan bagus untuk meningkatkan imunitas sapi. Kebersihan kandang dilakukan dengan penyemprotan disinfektan dan sejenisnua dua kali sehari,” ujarnya.

Advertisement

Dia mengatakan jika ada sapi yang sakit dan enggak mau makan segera melapor ke petugas atau menghubungi mantri hewan terdekat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif