SOLOPOS.COM - Dua warga memancing ikan di pinggir Waduk Mulur, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Selasa (22/10/2019). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Sebagian petani keramba jaring apung di Waduk Mulur, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, memilih memanen ikan nila dan patin lebih dini lantaran khawatir dengan tingginya suhu udara belakangan ini.

Menipisnya kandungan oksigen di dalam air akibat suhu udara yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan ikan mati.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Beberapa petani sudah memanen ikan pada akhir September atau awal Oktober. Kami tak mau merugi gara-gara ikan mati,” kata seorang anggota kelompok petani keramba ikan Mina Makmur, Marwanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (22/10/2019).

Saat musim kemarau, para petani ikan kesulitan mendapatkan benih ikan nila dan patin. Biasanya, mereka membeli benih ikan nila dari berbagai sentra pengembangan benih ikan di Sukoharjo.

Kiper Persis Solo: Kami Cari Nafkah, Tak Layak Diperlakukan Seperti Binatang

Hasil panen ikan dijual ke sejumlah pasar tradisional di Sukoharjo seperti Pasar Mulur dan Pasar Ir. Soekarno. Sebagian hasil panen lainnya dijual kepada para pemilik restoran atau rumah makan.

“Produksi ikan nila merosot tajam selama beberapa tahun ini. Hal ini sangat dipengaruhi kondisi cuaca yang tak menentu,” ujar dia.

Potensi pengembangan keramba ikan di Waduk Mulur sebenarnya cukup tinggi. Paling tidak keramba dapat menyuplai kebutuhan ikan nila di Sukoharjo. Mestinya potensi ini disokong instansi terkait dengan pemberian bantuan peralatan budidaya atau benih ikan.

Budidaya keramba ikan nila mampu meningkatkan perekonomian masyarakat yang berdomisili di sekitar Waduk Mulur. Mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan membudidayakan ikan nila.

Pipa Pertamina Meledak Tertembus Paku Bumi, Operator Meninggal Dunia

“Para petani mendapatkan penghasilan setiap bulan yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan. Potensi ini harus dioptimalkan dengan pengembangan Waduk Mulur,” papar dia.

Petani ikan keramba jaring apung lainnya, Joko, mengatakan potensi keramba ikan di Waduk Mulur mampu menyuplai kebutuhan ikan nila di Kabupaten Jamu. Pemerintah diminta memberi porsi perhatian lebih untuk pengembangan Waduk Mulur sebagai salah satu ikon Sukoharjo.

Para petani berharap keramba ikan di Waduk Mulur dapat dikelola maksimal seperti di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Selain dijual, ikan hasil panen bisa diolah menjadi makanan seperti abon ikan dan keripik kulit ikan.

“Hasil panen ikan bisa diolah menjadi berbagai makanan seperti bakso dan abon. Produk makanan itu bisa dipasarkan ke toko dan pusat perbelanjaan,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya