SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo menyemprotkan cairan disinfektan pada armada bus Batik Solo Trans (BST) di halaman kantor Dishub Solo, Selasa (17/3/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Nasib bus Batik Solo Trans atau BST Solo kian memprihatinkan akibat dihantam pandemi Covid-19. Kini, kru bus terpaksa menanggung biaya bahan bakar hingga jarak antarbus menjadi 1 jam.

Direktur PT. Batik Solo Trans, Sri Sadadmojo, mengatakan saat ini perusahaan kesulitan untuk membayar upah para kru bus. Bahkan, kini beban biaya solar menjadi tanggungan pengemudi. Lalu, pendapatan setelah dipotong biaya solar menjadi hak para kru bus.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Sudah tidak ada setoran ke perusahaan. Kondisinya semacam ini bagaimana lagi. Jadi setiap kru bus yang berangkat syukur-syukur bisa menutup biaya solar. Kalau sisa ya untuk kru bus. Kalau sisa lagi ya untuk perusahaan,” ujar Sadad, panggilan akrabnya.

Tak hanya itu, Sadad menceritakan saat akhir pekan, tiap koridor hanya berjalan sebanyak dua bus. Akibatnya, jarak antarbus bisa mencapai 60 menit bahkan lebih.

Donald Trump Tiba-Tiba Tulis Twit Sebut Jokowi Kawannya

Meski begitu, nasib dua armada BST Solo yang beroperasi itu pun tetap saja tidak penuh terisi penumpang.

Sementara itu, salah seorang penumpang bus, Mulyani, mengaku biasanya ia hanya perlu menunggu sekitar 15 menit saja. Namun, pekan ini ia memerlukan waktu hingga 45 menit untuk menunggu bus koridor 1.

BLT untuk Pekerja Transportasi

Di tengah terpuruknya usaha transportasi akibat dihantam pandemi Covid-19, tersiar kabar rencana penyerahan bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah. BLT senilai Rp600.000 itu akan diberikan kepada pekerja sektor transportasi darat mulai dari sopir, kernet, dan staf perusahaan otobus.

Akses ke Jl Tentara Pelajar Kompleks Lanud Adi Soemarmo Dibatasi

Terkait rencana itu, Organisasi Angkutan Darat (Organda) telah mengirimkan data meliputi sejumlah 1.850 orang pekerja sektor transportasi darat ke Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah.

Ketua Organda Solo, Joko Suprapto, kepada Solopos.com, Minggu (26/4/2020) mengatakan saat ini Organda masih menunggu respons dari pemerintah maupun Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda seusai menyerahkan data itu.

Ia mengaku masih ada beberapa perusahaan bus yang belum menyerahkan data sebagai syarat penerimaan bantuan.

“Realisasinya kapan belum tahu, nanti akan coba kami susulkan perusahaan bus yang belum mengirim data. Kalau BST masuk dalam Organda. Tetapi karena BST itu ranah perkotaan kami serahkan ke kota saja,” kata Joko.

Ndableg! Masih Banyak Warga Solo Tak Pakai Masker

Ia menambahkan setelah berlaku larangan mudik, bus lintas provinsi saat ini tidak beroperasi. Hal serupa juga terjadi pada bus pariwisata yang sudah lama tidak memperoleh pesanan.

Menanggapi terkait BLT, Sadad menyatakan PT. BST turut mengirimkan data sebanyak 50-an kru dan karyawan untuk memperoleh bantuan selama tiga bulan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya