SOLOPOS.COM - Presiden Soekarno saat meresmikan patung dada Ranggawarsita yang berada di depan Museum Radya Pustaka Solo pada 11 November 1953. (Istimewa/Dokumentasi Museum Radya Pustaka)

Solopos.com, SOLO–Museum Radya Pustaka merekam sejarah panjang bagaimana kesusastraan dan kebudayaan bergeliat di Kota Solo.

Di halaman Museum Radya Pustaka, berdiri patung dada R.Ng. Ranggawarsita. Ia lah sang pujangga paripurna yang banyak menulis karya sastra Jawa. 

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala UPT Museum Kota Solo, Bonita Rintyowati, mengatakan Presiden Soekarno meresmikan patung dada tersebut pada 11 November 1953 silam. Patung tersebut menjadi bukti penghargaan dan penghormatan atas kiprah Ranggawarsita dalam penciptaan karya sastra Jawa.

Presiden Soekarno Museum radya pustaka Ranggawarsita
Presiden Soekarno berpidato saat meresmikan patung dada Ranggawarsita yang berada di depan Museum Radya Pustaka Solo pada 11 November 1953. (Istimewa/Dokumentasi Museum Radya Pustaka)

Apa lagi Ranggawarsita melalui beberapa karyanya seperti Serat Jaka Lodhang memberikan prediksi atau ramalan akan datangnya masa emas (kemerdekaan). Salah satunya melalui suryasengkala wiku sapta ngesthi janma.

Mengutip surakarta.go.id, patung Ranggawarsita telah masuk struktur cagar budaya. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.57/PW.007/MKP/2010, SK Gubernur Jawa Tengah No.430/28 tahun 2012, SK Wali Kota No.646/1-R/1/2013, Surat Keputusan Wali Kota Solo No. 432.2/310 tahun 2019, dan Surat Keputusan Wali Kota Solo No.432.22/50.1 tahun 2021.

Di depan patung, berdiri papan nama bertuliskan “Museum Radya Pustaka Surakarta”. Seolah menjadi bukti bagaimana Ranggawarsita begitu lekat dengan museum tertua di Indonesia itu.

“Ini jadi penghargaan terhadap Ranggawarsita, salah satu tulisannya berisi semacam ramalan akan ada masa di mana RI akan merdeka,” kata Bonita kepada Solopos.com, Kamis (10/8/2023).

Ranggawarsita memang seorang pujangga ulung. Ia menulis Serat Wirid Hidayat Jati yang membahas tentang kehidupan dunia tasawuf, Serat Kalatidha tentang kondisi sosial zaman kala itu, hingga Serat Sabda Jati yang banyak diyakini berisi ramalan tentang kematiannya sendiri. 

Bonita mengatakan spirit Presiden Soekarno dan Ranggawarsita itu masih bisa diteladani hingga saat ini. Bila ditarik konteks dengan era sekarang, seorang pemimpin harus visioner, punya cakrawala khayalan yang luas atau wawasan ke depan.

Spirit itu mampu membentuk generasi muda yang punya semangat tinggi, adaptif pada perubahan, dan kemampuan belajar dan berdialektika untuk masa depan.

“Radya Pustaka menyampaikan [sejarah] pada generasi muda bahwa leluhur bangsanya itu orang-orang pandai, pintar,” kata dia.

Sebagai museum tertua dan salah satu pusat khazanah kesusastraan Jawa, Museum Radya Pustaka terus menunjukkan daya adaptasinya. Pada 22-24 Juni 2023 lalu, Museum Radya Pustaka Museum Radya Pustaka Solo menggelar pameran Serat Centhini.

Pameran tersebut dibungkus lebih kekinian dengan mengaudiovisualkan karya sastra melalui seni. Penyelenggara mengambil tajuk The Story of Centhini.

Selain itu ada pasar seni (art market), pasar kuliner, pertunjukan Gamelan Ageng Radya Pustaka, workshop fesyen, pameran imersif Centhini, dan beberapa penampilan seni. Cara-cara demikian diharapkan mampu menjadi magnet baru bagi generasi muda agar mau belajar sastra dan sejarah.

“Selama ini, itu [beberapa karya sastra] belum tersentuh. Tugas kami menghadirkannya lebih kekinian,” kata Bonita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya