SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)–Setelah disorot untuk bersikap transparan, Tim Lima yang bertugas melakukan investigasi keaslian wayang Museum Radya Pustaka kini diminta menjelaskan agenda kerjanya kepada publik.

Sebab, sebuah tim yang masuk dalam sistem kerja ad hoc meniscayakan agenda kerja yang jelas. “Apalagi ini sudah diketahui publik. Maka, Tim Lima harus menjelaskan jadwal atau  agenda kinerjanya,” tegas Konsultan Kebijakan Publik Solo, Eko Sulistyo kepada Espos di sela-sela aktivitasnya, Rabu (6/7/2011).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Agenda kerja itu, jelas Eko, bisa meliputi tahapan-tahapan program dari awal sampai akhir. Setelah itu, Tim Lima juga harus memiliki target waktu kapan diselesaikannya. Dengan cara seperti itulah, kata Eko, publik yang menjadi satu kesatuan pengawas kinerja Tim Lima juga bisa percaya atas kinerja tim tersebut. “Tim Lima ini kan sistem kerjanya ad hoc. Jadi, kalau nggak ada agenda yang jelas, ya gimana?” tanyanya.

Menyampaikan agenda kerja kepada publik terkait benda cagar budaya (BCB), menurut Eko, itu snagat penting. Apalagi, Solo dengan segudang BCB juga memerlukan usaha keras dalam menjaga dan melestarikannya. Sehingga, upaya untuk menjaga BCB itu bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga tanggung jawab masyarakat Solo. “Apalagi, cagar budaya di Solo itu sangat kompleks. Ada yang bernilai sejarah perjuangan, sejarah pendidikan, hingga sejarah keberagamaan. Dan ini harus dijaga bersama,” katanya.

Sebelumnya, Budayawan Omah Budaya Indonesia mengritik kinerja Tim Lima yang dinilai kurang transparan. Selain tak segera mengumumkan hasil investigasi wayang Radya Pustaka, tim tersebut juga belum menyampaikan kepada publik terkait proses investigasinya selama ini.

Sebagaiamana diketahui, polemik soal asli dan tidaknya wayang Radya Pustaka bergulir ketika sejumlah kalangan menuding bahwa sejumlah wayang koleksi Radya Pustaka palsu. Terkait itulah, awal Maret 2011 lalu, Pemkot Solo lantas membentuk Tim Lima yang bertugas melakukan investigasi atas keaslian wayang Radya Pustaka. Tim tersebut terdiri atas lima personel yaitu Prof Dr H Sutarno DEA, ahli bidang pedalangan wayang; Drs Bambang Irawan MSc, akademisi sekaligus kerabat Keraton Kasunanan Surakarta; Drs Teguh Prihadi, inisiator Mitra Museum Surakarta; P Sutrisno Santosa, dosen Pedalangan ISI Solo serta dalang kondang Ki Manteb Sudarsono.

(asa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya