Soloraya
Senin, 18 Juli 2011 - 21:27 WIB

Kios bensin dan tambal ban terbakar, kerugian capai Rp 15 juta

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com) – Kios bensin dan tambal ban milik salah satu warga, Sadiman, 42, yang berlokasi di lingkungan Bener RT 02 RW V, Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, ludes dilalap api, Senin (18/7/2011) pagi. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. Namun kerugian materi diperkirakan mencapai lebih kurang Rp 15 juta.

Menurut Sadiman, kebakaran terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, ia tengah menambal ban sepeda motor pengendara yang bocor. Sembari menunggu proses penambalan ban dengan menggunakan api, ia memindahkan beberapa liter bensin dari drum ke tandon bensin. Jarak antara tempat penambalan ban dengan tempat dia memindahkan bensin, sekira empat meter. Ia pun kaget karena secara tiba-tiba saat menuangkan bensin ke tandon bensin, api begitu cepat merambat ke tangan dan kakinya. “Tidak tahu kenapa, tangan dan kaki saya langsung terbakar,” ujar Sadiman.

Advertisement

Untungnya, tangan dan kaki Sadiman tidak mengalami kebakaran yang begitu parah. Begitu mengetahui kiosnya akan terbakar, terlebih dahulu Sadiman menyelamatkan sepeda motor yang sedang ditambal bannya. Setelah itu, lanjutnya, api begitu cepat menjalar ke beberapa sudut kiosnya. “Saya coba memadamkan api dengan air sungai yang mengalir di bawah kios saya ini,” ujar Sadiman sambil membereskan puing-puing kayu yang terbakar. Beberapa warga yang mengetahui ada kebakaran juga langsung memberikan bantuan dengan mengguyurkan air sungai ke kios Sadiman yang berukuran 4 meter x 6 meter itu.

Diduga, sumber kebakaran berasal dari alat pemanas tambal ban yang jaraknya tak jauh dari tandon bensin. Selain membakar atap, jendela, pintu dan tong bensin, si jago merah juga melahap beberapa onderdil kendaraan bermotor di kios itu. Bensin sebanyak 300 liter juga ludes dilahap api. Ia mengaku kala itu pemadaman api hanya dilakukan secara manual karena dia tidak sempat menghubungi pemadam kebakaran. Beberapa peralatan elektronik seperti dua amplifier dan empat unit pengeras suara juga tidak berhasil diselamatkan. “Lha genine teka-teka murup, ora kula nuwun dhisik,” komentar Sadiman.

fas

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif