SOLOPOS.COM - Seorang petugas PLN membenahi instalasi listrik di lokasi bekas kebakaran pasar darurat Pasar Kliwon di Jl Kapten Mulyadi, timur Benten Vastenburg, Solo, Jumat (19/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Seorang petugas PLN membenahi instalasi listrik di lokasi bekas kebakaran pasar darurat Pasar Kliwon di Jl Kapten Mulyadi, timur Benteng Vastenburg, Solo, Jumat (19/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

SOLO – Para pedagang Pasar Kliwon yang kiosnya ludes terbakar di pasar darurat, Jl Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Kamis (18/10/2012) malam, mendesak kepada Pemerintah Kota (Pemkot) untuk memberikan ganti rugi. Ganti rugi yang diinginkan pedagang berupa pembangunan kios seperti semula atau uang tunai senilai barang dagangan yang terbakar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Semua orang tentu tak menginginkan musibah kebakaran seperti ini Mas. Barang dagangan saya ludes terbakar,” terang seorang pedagang yang kiosnya terbakar, Parinem, 45, saat ditemui Solopos.com, di area pasar, Jumat (19/10/2012). “Kios yang terbakar mayoritas kios yang menjual kebutuhan bahan pokok. Kerugiannya kios saya sekitar Rp7 juta, padahal saya mengandalkan pemasukan dari jualan di sini. Anak-anak saya masih ada yang sekolah, mereka butuh biaya, sementara modal habis,” ungkap Parinem.

Parinem memaparkan pedagang Pasar Kliwon menempati pasar darurat di Jl Kapten Mulyadi sejak tiga bulan lalu. Karena bangunan Pasar Kliwon masih proses revitalisasi. Menurut Parinem, pasar tersebut buka dari pagi sampai malam (pukul 04.00 WIB-21.00 WIB). “Ya, tergantung pedagang juga. Ada yang buka pukul 06.00 WIB dan tutup pukul 17.00 WIB. Enggak mesti. Beruntung, saat kejadian, tak ada pedagang yang berjualan,” jelasnya.

Parinem menjelaskan apabila malam hari, pasar tersebut dijaga oleh petugas satuan pengaman (satpam) pasar. Dia sendiri tidak berani menyimpulkan penyebab kebakaran tersebut. “Denger-dengernya dari listrik. Tapi enggak tahu persis, padahal di sini kalau malam tidak ada aktivitas,” terang Parinem.

Pedagang lain, Raqih, 45, meminta ada perhatian dari Pemkot Solo atas musibah tersebut. “Maunya kami minta ganti rugi. Kalau enggak sepenuhnya, ya separuhnya juga enggak apa-apa,” papar Raqih. Ketua Paguyuban Pasar Kliwon, Sehanto, kejadian itu begitu cepat. Api cepat merambat ke kios lain dikarenakan bahan bangun kios darurat terbuat dari triplek dan seng. “Saya sendiri menjadi korban. Kios keluarga saya terbakar, kerugian sekitar Rp7 juta,” paparnya.

Lurah Pasar, Asep Haris, menjelaskan tidak bisa memberikan keputusan atas permintaan pedagang. Sebab, keputusan itu menjadi kewenangan Walikota Solo. “Masalah ganti rugi atau kompensasi merupakan kebijakan Walikota. Saya sendiri tidak bisa memenuhi keinginan pedagang,” terang Asep. Menurut Asep, kios darurat yang terbakar yakni 13 kios, satu kantor, satu musolla dan tiga los. Jumlah total bangunan darurat yang terbakar sebanyak 18 buah. “Mengenai penyebabnya saya tidak tahu. Biar aparat kepolisian yang bisa mengetahui penyebabnya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya