Soloraya
Sabtu, 2 November 2013 - 19:30 WIB

KIRAB 1 SURA : Lembaga Adat Tegaskan Rute Kirab Tak Berubah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kirab Malam 1 Sura (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Lembaga Dewan Adat Keraton Solo menyatakan pelaksanaan Kirab Malam 1 Sura yang digelar tahun ini tak jauh berbeda dibandingkan sebelumnya. Hal itu termasuk rute arak-arakan kirab.

Kirab yang direncanakan Senin-Selasa (4-5/11/2013) itu dimulai dari keraton kemudian keluar melalui pintu gapura utara dan menyusuri jalan hingga perempatan Bank Indonesia. Selanjutnya, belok menuju perempatan Baturono. Perjalanan kirab dilanjutkan hingga perempatan Gemblegan,  ke utara menuju Jl. Slamet Riyadi dan kembali ke keraton.

Advertisement

Hal itu disampaikan oleh Wakil Pengageng Sasana Wilapa, K.P. Winarno Kusumo, saat ditemui di Keraton Solo, Sabtu (2/11/2013). “Untuk rute sama seperti tahun-tahun lalu. Peserta tidak kami batasi,” jelasnya.

Dijelaskannya, terdapat sembilan pusaka yang bakal dikirab. Terkait barisan kirab, Winarno mengatakan kirab diawali dengan posisi paling depan kerbau keturunan Kyai Slamet. Terdapat tujuh kerbau keturunan Kyai Slamet serta satu kerbau yang baru lahir beberapa pekan lalu yang juga masih dalam satu garis keturunan Kyai Slamet.

“Untuk prosesnya, kerbau berada di posisi paling depan. Kemudian pusaka dengan setiap pusaka diiringi dua tombak ligan, petromaks atau oncor serta penggembira dari abdi dalem. Nanti juga ditempatkan petugas untuk memberi jarak antara pusaka satu dengan yang lainnya,” urai dia.

Advertisement

Winarno mengatakan jumlah pusaka yang di kirab tahun ini lebih sedikit. Pada gelaran Kirab Malam 1 Sura tahun sebelumnya, Winarno menyatakan ada 13 pusaka. “Ada sembilan pusaka yang nanti akan di kirab. Banyak falsafahnya dari jumlah itu. Salah satunya, sembilan itu menandakan lubang hawa nafsu yang mengeluarkan hal-hal yang najis di tubuh manusia,” ungkapnya.

Pihaknya memastikan kirab digelar meski tanpa kehadiran Raja Keraton Solo, Paku Buwono (PB) XIII. Disampaikannya, kehadiran raja dalam kirab saat ini sudah tidak menjadi keharusan.

“Tidak ada satu keharusan. Kami lembaga hanya memberi tahu kepada Sinuhun, karena Sinuhun masuk lembaga. Lain sebelum PB XIII ini. Saat itu keraton seperti negara. Kalau sekarang, raja bukan penentu tunggal,” urai dia.

Advertisement

Winarno menambahkan pihaknya sudah melayangkan dua surat ke PB XIII ihwal pelaksanaan kirab. Namun, hingga kini belum ada balasan terkait surat tersebut. “Kemungkinan Senin (4/11/2013) kami akan kirim surat lagi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif