Soloraya
Kamis, 28 Oktober 2010 - 21:33 WIB

Kirab Jenang Bororejo, Jagalan berlangsung meriah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kamis (28/10) sore dua gadis muda mengenakan kostum Solo Batik Carnival (SBC) terlihat berjalan anggun memimpin serombongan peserta Kirab Jenang Bororejo, Jagalan, Jebres itu, berangkat. Warna-warni dan unik desain kostum SBC dan peserta kirab lain menarik perhatian warga kampung.

Sore tanpa guyuran hujan membuat para orangtua tak kuasa menahan anak mereka yang ingin bergabung peserta kirab. Alhasil kirab tumpeng memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-82 semakin semarak. Tanpa sungkan anak-anak menyoraki peserta kirab yang mengenakan kostum unik seperti pakaian anak <I>punk<I> atau sekadar coretan cairan cat. Tak ketinggalan, beberapa ibu berdiri memenuhi pinggir jalan menyaksikan rombongan kirab melintas.

Advertisement

Kendati bernama kirab jenang, namun makanan tradisional tersebut tidak ikut diarak. Lima jenis jenang tradisional itu disimpan dalam panci-panci ukuran besar di panggung acara. Setelah rombongan kirab menyelesaikan jalur keliling, mereka beramai-ramai menyantap jenang menggunakan wadah seadanya. Kembali anak-anak yang paling antusias menghabiskan jenang-jenang itu. Ketua RW V Bororejo, Tugiran, 66, menuturkan kirab jenang merupakan kegiatan pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Asijagbor.

Kirab jenang digelar untuk mempererat hubungan masyarakat yang berasal dari beraneka ragam latar belakang. Dengan kiran dan makan jenang bersama, semakin tercipta hubungan baik di antara warga. “Kirab dan makan jenang ini kami adopsi dari rutinitas para sesepuh yang selalu makan jenang selepas bekerja berat. Makan jenang dapat mengembalikan stamina fisik yang drop setelah bekerja berat. Sebelumnya warga bersama-sama memperbaiki sarana mandi-cuci-kakus (MCK) di Bororejo. Hari ini saya resmikan,” katanya.

Sedangkan panitia Kirab Jenang Bororejo, Mariyono, menjelaskan kirab dimaksudkan untuk melestarikan budaya para pendahulu. Selain untuk mempertahankan makanan tradisional jenang itu sendiri.

Advertisement

“Dan tentunya untuk terus menggugah semangat kebersamaan. Utamanya bagi para pemuda penerus bangsa. Dengan kegiatan bersama mereka membaur jadi satu tanpa membeda-bedakan latar belakang. Seperti semangat sumpah pemuda warisan para pendahulu,” ungkapnya puas.

kur

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Jenang Kirab
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif