SOLOPOS.COM - Warga mengambil air di penampungan dari sumber mata air di hutan Desa Ngaren, Juwangi, Boyolali, Minggu (18/6/2023). (Istimewa/Kades Budiyono)

Solopos.com, BOYOLALI — Desa Ngaren di Kecamatan Juwangi, Boyolali, selama bertahun-tahun berperang melawan kekeringan. Namun, mulai 2020, Pemerintah Desa (Pemdes) Ngaren berhasil mengatasi kekeringan dengan pembuatan sumur dalam dan mengalirkan sumber mata air.

Kepala Desa (Kades) Ngaren, Budiyono, mengungkapkan saat mulai menjabat pada 2019, ia memprogramkan untuk membuat sumur bor dan memanfaatkan mata air di sekitar desanya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kalau dulu memang di sini kekeringan. Sekarang sudah mendingan, dulu warga kalau mencari air bersih itu ke hutan sampai malam, bawa jeriken. Mereka bahkan tidak tidur,” ujar dia kepada Solopos.com, Senin (19/6/2023).

Budi mengungkapkan sumur bor pertama untuk mengatasi kekeringan di Desa Ngaren, Juwangi, Boyolali, itu dibuat di Dusun Ngaren dengan kedalaman sekitar 70 meter. Pembuatan sumur dalam tersebut menghabiskan anggaran dana desa sekitar Rp30 juta.

Setelah dibuatkan sumur dalam, Pemerintah Desa (Pemdes) Ngaren juga membuatkan bak penampungan setinggi 10-12 meter dengan ukuran 3 meter x 3 meter. Anggaran untuk pembangunan bak penampungan saat itu Rp80 juta-Rp100 juta.

Kemudian, pada 2020, air dari sumber mata air di hutan disaring dan dialirkan ke perkampungan kemudian ditampung di Dukuh Kalitlawah untuk digunakan warga. Pembuatan sumber mata air tersebut, terang Budi, dibantu dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

kekeringan desa di juwangi boyolali
Tandon penampungan di Desa Ngaren, Juwangi, Boyolali, Minggu (18/6/2023). (Istimewa/Kades Budiyono)

Pada 2022, Pemdes Ngaren juga telah membangun lagi sumur dalam di Dukuh Kaliwekas yang nantinya untuk disalurkan airnya ke Dukuh Doplang.

“Yang di Kaliwekas juga sudah jadi, tapi belum ada bak airnya. Jadi sementara masih dipakai warga di sekitar sumur dulu. Nanti memang akan kami dorong ke Doplang, karena kebetulan yang butuh di sana. Hanya saja, titik airnya ditemukan di Kaliwekas,” kata dia.

Tak Lagi Minta Bantuan BPBD

Tak hanya dari Pemdes, warga Desa Ngaren, Juwangi, Boyolali, juga berupaya mengatasi kekeringan dengan membuat sumur dalam menggunakan kas musala atau masjid setempat. Sehingga kekeringan di Ngaren semakin teratasi.

Budi menjelaskan sudah sejak 2022, Pemdes Ngaren tidak mengajukan bantuan permintaan air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali. Hal tersebut karena sudah beberapa tahun terakhir musim kemarau tidak terlalu kering dan desa di Juwangi, Boyolali, itu tak mengalami kekeringan.

Daerahnya pun tidak terlalu kekeringan. Terpisah, warga Dusun Kalitlawah, Desa Ngaren, Joko Sie We Ha, 34, membenarkan saat musim kemarau warga dulunya banyak yang mencair air di hutan.

Pencarian air ke hutan itu merupakan ilmu yang diwariskan leluhur karena biasanya air akan berkumpul di bawah pohon besar. Sehingga, di bawah pohon besar biasanya terdapat sumur sedalam satu meter dan dipenuhi dengan air.

Air itu lah yang biasanya dicari warga saat musim kemarau. “Sekarang sudah jarang orang cari air di hutan. Saya dulu juga cari di hutan, tiap malam pergi ke sana. Kampung kalah sepi sama hutan,” ungkapnya sambil tertawa.

Untuk memenuhi bak mandinya, Joko dulu bisa bolak-balik tiga hingga empat kali dengan membawa dua jeriken di kanan-kiri sepeda motornya.

Saat ini, ia telah menggunakan air dari sumur dalam masjid yang berada di sampingnya, sehingga tidak perlu lagi mencari air ke hutan. Joko mengatakan air tersebut hanya untuk mandi dan mencuci. Air yang digunakan untuk masak dan minum biasanya air isi ulang.

“Ya sudah dari dulu pakai air isi ulang, sekali isi ulang hanya Rp5.000. Kalau yang seperti saya, sebulan hampir sekitar empat kali isi ulang. Yang lain bisa lebih, tergantung keluarga di dalamnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya