Solopos.com, SOLO — Keinginan menjadi dosen merupakan cita-cita sejak kecil Direktur Universitas Terbuka (UT) Surakarta, Yulia Budiwati. Ketertarikan terhadap profesi dosen, menurut dia, tidak lepas dari pengaruh ayahnya, Abu Kasan Sapari, yang pernah menjadi dosen IKIP Boyolali.
“Saya memang paling dekat dengan ayah dibandingkan kakak dan adik, sehingga ada pengaruhnya mengikuti menjadi dosen,” katanya saat dijumpai Solopos di ruang kerjanya, kampus UT Surakarta, Jl. Raya Solo-Tawangmangu Km 9,5, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) Rabu (21/11/2018).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Untuk menggapai cita-citanya itu, setelah meraih gelar sarjana Antropologi Fakultas Sastra atau sekarang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yulia mendaftarkan diri sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi (PT). Perempuan kelahiran Solo, 16 Juli 1963 di Solo itu diterima di UT pada 1990 dan diangkat menjadi pegawai sipil negeri (PNS) pada 1991.
Dia ditempatkan di Program Studi Sosialogi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Di FISIP, dia mengajar mata kuliah Pengantar Antropologi, Pengantar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, serta Metode Penelitian Kuantitatif.
“Jadi dosen di UT ternyata lebih banyak mengurusi administrasi dibandingkan mengajar sehingga saya sempat akan ke luar. Namun, dicegah kakak hingga akhirnya bertahan sampai sekarang,” ujar Yuli tersenyum.
Setelah berkarier di kantor pusat UT Jakarta selama 27 tahun, pada akhir Januari 2018, Yulia pulang kampung ke Solo karena mendapat tugas baru. “Saya tinggal bersama suami, Hendhar Wijono, di Purwosari, Solo. Sedangkan dua orang anak kuliah di Jakarta dan Semarang,” tutup direktur UT Surakarta tersebut.