Soloraya
Selasa, 25 Januari 2022 - 22:16 WIB

Kisah di Balik Warna Merah Khas Perayaan Tahun Baru Imlek

Afifa Enggar Wulandari  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga beristirahat dibawah pohon yang dihiasi lampion di Balai Kota Solo, Jumat (21/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Warna merah yang menjadi warna khas berbagai atribut perayaan Tahun Baru Imlek ternyata mempunyai makna dan cerita di baliknya. Warna merah biasa ditemukan pada atribut Imlek, seperti lampion, baju, dan hiasan dinding.

Dominasi warna merah tersebut berawal dari dongeng Nian dalam masyarakat Tionghoa. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Studi Bahasa Mandarin Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Stephani Phanata.

Advertisement

Stephani menceritakan, dongeng Nian bercerita tentang raksasa bernama Nian. Dengan watak yang menyeramkan, Nian ditakuti oleh penduduk. “Ada cerita dongeng, ada monster yang mengganggu penduduk desa, Nian namanya. Warga kan takut, apalagi anak-anak,” jelas Stephani pada Solopos.com, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Kue Keranjang Imlek Solo: Biasa Bikin Sampai 7 Ton, Tahun Ini 2 Ton

Advertisement

Baca Juga: Kue Keranjang Imlek Solo: Biasa Bikin Sampai 7 Ton, Tahun Ini 2 Ton

Raksasa Nian pada dongeng menjadi cikal bakal warna merah sebagai warna khas perayaan Tahun Baru Imlek, menurut Stephani, muncul saat magrib atau menjelang malam. Hingga akhirnya warga mencari cara agar Nian tak memangsa anak-anak.

Berbagai cara dilakukan penduduk waktu itu. Anak-anak tidak dibiarkan tidur saat menjelang malam. Penduduk desa kemudian memasang hiasan berwarna merah, membuat keramaian dengan menyalakan petasan.

Advertisement

Baca Juga: Mengintip Tempat Pembuatan Lampion Imlek di Kepatihan Wetan Solo

Simbol Harapan dan Kebahagiaan

Dengan warna merah yang terang dan suara riuh petasan, Nian pada akhirnya terusir. Bermula dari dongeng itu, warna merah menjadi warna yang penuh harapan dan kebahagiaan. Warna merah juga menjadi harapan agar orang-orang dijauhkan dari bahaya.

Dosen Bahasa Mandarin UNS Solo, Ruth Kiana Nuratri. mengatakan warna merah merupakan warna kebanggaan masyarakat Tionghoa sedangkan warna putih tidak dibolehkan dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

Advertisement

“Merah itu kan warna kebanggaan. Dia punya makna yang membawa kebahagiaan. Yang tidak boleh itu warna putih, orang meninggal di sana kan pakai putih. Jadi jangan sampai [ada warna putih di perayaan Imlek],” imbuh Ruth.

Baca Juga: Sambut Imlek, Taman Sunan Jaga Kali Solo akan Dihias Lampion Shio

Sesuai kalender, Tahun Baru Imlek 2573 bertepatan dengan 1 Februari 2022. Di Solo, perayaan Tahun Baru China itu, salah satunya dirayakan dengan memasang lampion di kawasan Pasar Gede dan depan Balai Kota Solo. Namun karena masih pandemi Covid-19, lampion yang dipasang hanya 1.000 lampion.

Advertisement

Tidak ada festival maupun Grebek Sudiro yang sudah menjadi tradisi pada perayaan Tahun Baru Imlek tahun-tahun sebelum pandemi. Meski demikian, saat menonton atau menikmati keindahan lampion, masyarakat diminta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif