Soloraya
Jumat, 11 November 2022 - 07:03 WIB

Kisah Heroik Pejuang Kemerdekaan di Klaten, Jadi Penyuplai Logistik saat Perang

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soekamto Hadi Moelyono, 96, eks pejuang tentara pelajar menceritakan kisah perjuangan di masa Kemerdekaan Indonesia kepada siswa SD di kompleks Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala, Desa Sumberejeo, Kecamatan Klaten Selatan, Kamis (10/11/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Soekamto Hadi Moelyono, 96, menjadi salah satu pejuang asal Klaten pada masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1948-1949. Soekamto menjadi tentara pelajar (TP) dan bertugas menyiapkan logistik bagi para pejuang.

Ditemui di Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala, Soekamto, menceritakan awalnya menjadi pasukan di bawah pimpinan Slamet Riyadi di Kota Solo. Dia Kemudian bergabung dengan pasukan di bawah pimpinan Brigjen Katamso.

Advertisement

“Saya dulu staf Pak Katamso, staf ekonomi. Diberi tugas untuk menyuplai makanan kepada tentara-tentara [pejuang RI lainnya],” kata Soekamto, Kamis (10/11/2022).

Tak mudah bagi Soekamto menyediakan logistik kepada para pejuang. Guna menghindari intaian pasukan Belanda, Soekamto dan pejuang lainnya memanen padi saat tengah malam hingga diri hari.

Advertisement

Tak mudah bagi Soekamto menyediakan logistik kepada para pejuang. Guna menghindari intaian pasukan Belanda, Soekamto dan pejuang lainnya memanen padi saat tengah malam hingga diri hari.

“Saya bangun biasanya memotong padi pukul 22.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB. Kemudian padi dijemur, ditumbuk, kemudian dikirim ke markas. Dikirim ke wilayah di barat Pedan,” kata Soekamto asal Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu.

Baca Juga: Monumen Slamet Riyadi di Klaten, Upaya Mengenang Perjuangan Pahlawan Asli Solo

Advertisement

“Kemudian gabung Kerakyatan. Kebetulan komandannya teman saya sekolah. Saya langsung diangkat wakil. Kebetulan dapat tugas dikirim ke front [medan pertempuran] di Semarang Timur. Di sana teman saya gugur satu orang,” ungkap dia.

Salah satu putra Soekamto, Atok Susanto, membenarkan Soekamto ikut dalam masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1948-1949.

“Pertama ikut Brigjen Slamet Riyadi di Solo. Kemudian ikut komandan wilayah Klaten yang dipimpin Brigjen Katamso. Bapak bagian ekonomi yang tugasnya mengirimkan logistik ke front,” kata Atok.

Advertisement

Baca Juga: Kisah Menegangkan Eks Tentara Pelajar Klaten saat Baku Tembak Lawan Belanda

Sesuai tugasnya, Soekamto dipercaya menyiapkan logistik bagi para pejuang. Usaha mendapatkan stok logistik bagi para pejuang itu tak mudah.

Dari penuturan ayahnya, saat itu sawah di bawah penguasaan Belanda. Untuk menghindari patroli Belanda serta menghindari intaian mata-mata, para pejuang memanen padi saat tengah malam hingga dini hari.

Advertisement

“Setelah dipanen kemudian dijemur dan ditampung pada lumbung. Ketika mau didistribusikan ke front pejuang ditumbuk menggunakan lesung ramai-ramai oleh ibu-ibu,” kata dia.

Ketika mengirim logistik pun harus berhati-hati. Sekali ketahuan, pejuang bisa ditembak pasukan Belanda dan logistik tak bisa didistribusikan ke medan pertempuran.

Baca Juga: Mengenang Perjuangan Pandu Proklamasi 1945 di Wonosari Klaten

“Kalau ketahuan mata-mata Belanda bisa ditembak dari pesawat atau oleh pasukan Belanda yang berada di pipa-pipa pabrik gula,” kata dia.

Kedatangan Soekamto ke Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala pada momen Peringatan Hari Pahlawan, Kamis (10/11/2022), untuk berziarah ke makam pejuang di tempat tersebut. Kehadiran Soekamto yang menjadi salah satu saksi perjuangan Kemerdekaan tak disia-siakan sejumlah siswa SD yang juga berkunjung ke tempat tersebut.

Dipandu oleh Atok, para siswa  itu mendapatkan penjelasan yang disampaikan oleh Soekamto ihwal perjuangan Indonesia meraih dan mempertahankan kemerdekaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif