SOLOPOS.COM - Anak-anak Mbah Tarti; Parman (kiri), Partin (tengah) dan Parni (kanan) duduk bersama di dalam rumah, Rabu (13/12/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Seorang ibu tua di Kismantoro, Wonogiri, yang menderita penyakit gondok harus mengurus empat anaknya yang mengalami gangguan jiwa.

Solopos.com, WONOGIRI — Sejak beberapa bulan lalu, Mbah Tarti, 80, hanya bisa melakukan pekerjaan ringan seperti menyapu lantai rumahnya. Benjolan besar di lehernya karena sakit gondok itu membatasi aktivitasnya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Padahal warga Kepuh RT 001/ RW 001 Plosorejo, Kismantoro, itu harus mengurusi keempat anaknya yang mengalami gangguan jiwa, yakni Parni, 60; Parman, 51; Partin, 43; dan Lami, 32. Bahkan, keempatnya tidak bisa berbicara dengan baik.

Tak heran, bahasa isyarat menjadi satu-satunya cara berkomunikasi keluarga itu. Rumahnya sebagian berdinding anyaman bambu, sebagian dinding kayu, dan alas rumah berupa tanah. Atap, reng, dan usuk di rumah itu tampak lebih baru karena direnovasi pada 2013 dengan bantuan pemerintah setempat.

Saat Solopos.com berkunjung ke rumahnya, Rabu (13/12/2017), Mbah Tarti hanya duduk di atas tikar bersama ketiga anaknya, Parni, Parman, dan Partin. Sementara anak bungsunya, Lami berada di luar rumah.

Saat Lami melihat ibunya, Mbah Tarti langsung melambaikan tangan ke arah Lami seakan meminta anak bungsunya segera masuk rumah karena gerimis. Seketika Lami masuk ke rumah bergabung dengan kakak-kakaknya.

Mbah Tarti mengaku tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menyapu dan aktivitas lainnya. Meski keempat anaknya mengalami gangguan jiwa, mereka tetap bisa mencari uang meskipun tak seberapa. “Lare-lare ya macul, ya tandur [Anak-anak ada yang bekerja mencangkul, ada yang menanam],” kata Mbah Tarti.

Meski begitu, kebutuhan sehari-hari keluarga Mbah Tarti tidak lepas dari uluran tangan para tetangganya. Penebusan beras untuk rakyat miskin dilakukan tetangganya. Tetangganya juga sering membagikan rezeki kepada keluarga Mbah Tarti.

“Meski dalam keterbatasan, mereka tetap bisa bercocok tanam,” kata Kepala Dusun Kepuh, Plosorejo, Kismantoro, Suyarto.

Suyarto menegaskan Mbah Tarti mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dia juga mengungkapkan Mbah Tarti tahun ini diajukan masuk Program Keluarga Harapan dengan dana bantuan senilai Rp10 juta-Rp15 juta setahun. Namun, pengajuan itu tak diloloskan karena syaratnya harus ada anak balita atau ibu hamil. “Tahun depan, akan ada bantuan program lainnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya