SOLOPOS.COM - Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MTs Negeri Mlinjon, Sahroni, menunjukkan salah satu sepeda untuk murid tak mampu di sekolah itu, Selasa (28/2/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif, guru MTs di Klaten urunan untuk membelikan sepeda bagi murid yang kurang mampu.

Solopos.com, KLATEN — Sepeda jengki warisan orang tua menjadi kendaraan Arya Nur’ain, 14, untuk berangkat atau pulang sekolah di MTs Negeri Mlinjon, Desa Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Murid kelas VII A tersebut menempuh perjalanan selama 30 menit dari rumahnya di Dukuh Kemaduan, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, menuju sekolah. Ia berangkat sekitar pukul 06.00 WIB agar tak terlambat mengikuti pelajaran pukul 06.45 WIB.

Pulang-pergi ke sekolah bukan perjalanan mudah bagi Arya. Kondisi sepeda jengkinya yang sudah butut kerap mengalami masalah saat perjalanan ke sekolah selama hampir setahun terakhir. Tak jarang, ia harus menghentikan laju sepedanya lantaran rantai lepas atau bannya hampir copot.

“Di rumah ada satu sepeda motor dan dua sepeda angin. Sepeda motor dipakai bapak kerja menjadi buruh tani, sementara satu sepeda angin lainnya dipakai kakek ke sawah. Kalau sepeda yang saya gunakan ke sekolah itu dulu dipakai ibu saat masih SMP,” kata Arya saat ditemui wartawan di MTs Mlinjon, Selasa (28/2/2017).

Kini, Arya tak lagi khawatir atau kepayahan menuju sekolah lantaran kondisi sepedanya yang kerap bermasalah. Sebuah sepeda baru menggantikan sepeda butut warisan ibunya. Sepeda itu mulai ia gunakan untuk pulang-pergi sekolah pada Selasa.

Sepeda baru bagi Arya merupakan sumbangan dari para guru MTs setempat. Tak hanya Arya, ada 40 murid lainnya yang masuk kategori tak mampu mendapatkan bantuan serupa. Penyerahan bantuan dilakukan pada Senin (27/2) saat upacara bendera dengan inspektur upacara Kapolsek Klaten Kota, AKP Warsono.

Bantuan itu dari hasil pengumpulan infak para guru di sekolah tersebut. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MTs Negeri Mlinjon, Sahroni, mengatakan program pemberian bantuan sepeda untuk murid dilakukan setahun sekali sejak 2010 lalu. Setidaknya 400 sepeda sudah diberikan kepada murid dari keluarga tak mampu.

Sahroni mengatakan di MTs Mlinjon ada sekitar 52 guru dan karyawan berstatus PNS. Setiap bulan mereka mengumpulkan infak 2,5 persen yang diambil dari gaji serta tunjangan kinerja. Rata-rata infak yang terkumpul setiap bulan Rp5 juta-Rp6 juta.

Dana itu dikumpulkan melalui bendahara sekolah. Dana lantas disalurkan kepada murid tak mampu. “Termasuk ketika mendapatkan tunjangan sertifikasi secara otomatis dipotong 2,5 persen untuk infak,” kata dia.

Sahroni mengatakan rata-rata murid di sekolah itu dari Kecamatan Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Bayat, dan Trucuk. Kondisi ekonomi keluarga murid sekolah itu rata-rata masuk menengah ke bawah. Sementara tak ada akses transportasi umum baik angkutan perdesaan maupun bus yang langsung menuju sekolah dengan 694 murid itu.

Dari situlah, guru dan karyawan berinisiatif menyalurkan dana infak untuk memfasilitasi murid dengan sepeda baru menuju ke sekolah. “Kasihan kalau anak ke sekolah ada yang jalan kaki atau sepedanya sudah tidak layak,” katanya.

Tak hanya sepeda kayuh, dana infak yang terkumpul disalurkan dalam bentuk lainnya. Misalnya, pembiayaan administrasi sekolah bagi murid tak mampu serta pemberian seragam, buku pendamping, hingga kacamata bagi murid yang membutuhkan.

“Memang sudah ada BOS serta BSM. Penyaluran infak ini untuk melengkapi bantuan yang sudah diberikan,” urai dia.

Koordinator Bimbingan Konseling MTs Negeri Mlinjon, Murtiningsih, mengatakan sebelum mendapat bantuan sepeda, ada verifikasi terhadap para murid dengan memerhatikan kondisi ekonomi keluarga seperti pekerjaan dan penghasilan orang tua, hingga jarak tempuh ke sekolah.

Tak jarang, guru melakukan kunjungan ke rumah murid guna memastikan layak mendapatkan bantuan. “Tujuan dari verifikasi agar bantuan tepat sasaran. Kalau yang mengajukan itu memang banyak,” katanya.

Kapolsek Klaten Kota, AKP Warsono, berharap apa yang dilakukan para guru dan karyawan MTs Negeri Mlinjon bisa menginspirasi sekolah lainnya. Selain memotivasi murid ke sekolah, bantuan berupa sepeda kayuh bisa mengurangi jumlah murid SMP/MTs yang mengendarai motor ke sekolah karena mereka belum cukup umur.

“Sangat riskan kalau ada murid SMP/MTs yang belum cukup umur berangkat ke sekolah mengendarai motor dan dititipkan di luar sekolah. Bagi saya apa yang dilakukan guru dan karyawan MTs Mlinjon sangat menginspirasi,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya