Soloraya
Jumat, 17 September 2021 - 16:33 WIB

Kisah Kades Gempol Klaten yang Diprimpeni Arwah Leluhur saat Jalani Isoman

Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kades Gempol, Edy Suryanta. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Kepala Desa (Kades) Gempol, Kecamatan Karanganom, Klaten, Edy Suryanta, merupakan salah seorang penyintas Covid-19 di desanya, Jumat (17/9/2021). Edy Suryanta pernah mengalami kejadian tak terlupakan saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya, yakni sering diprimpeni arwah leluhurnya selama tiga hari tiga malam.

Pengalaman Edy Suryanta yang diprimpeni arwah leluhur itu bermula saat dirinya terpapar virus corona, pertengahan tahun 2021. Waktu itu, Edy Suryanta yang memiliki mobilitas tinggi tiba-tiba memiliki gejala batuk-batuk.

Advertisement

Selanjutnya, Edy Suryanta tak dapat mencium bau melalui hidungnya alias anosmia. Setelah dites swab dengan hasil positif Covid-19, Edy Suryanta segera menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya.

Baca Juga: Angka Kesembuhan di Klaten Lebih Tinggi dari Kasus Terkonfirmasi Covid-19, Tapi…

“Saya merasakan sakit luar biasa waktu itu. Mau bergerak saja susah. Di tengah situasi seperti itu saya selalu diprimpeni arwah leluhur. Saya pun sempat berpikir macam-macam. Tapi, akhirnya saya pasrah [kepada Tuhan Yang Maha Esa]. Saya juga ceritakan hal itu ke anggota keluarga yang mengira pikiran saya jadi kemana-mana karena sakit. Itu selama tiga hari tiga malam,” kata Edy Suryanta, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (17/9/2021).

Advertisement

Edy Suryanta mengatakan nafsu makan yang dimilikinya selama menjalani isoman berkurang drastis. Saat isoman, dirinya hanya makan buah-buahan dalam porsi sedikit. Hal itu mengakibatkan berat badannya turun hingga 15 kg.

“Makan nasi itu enggak mau. Kalau dipaksa makan nasi, bawaannya ingin muntah. Tensi saya juga selalu tinggi. Makanya berat badan turun drastis. Berat badan normal saya itu sekitar 70-an kg. Sejak awal, saya enggak tahu saya tertular dari siapa,” katanya.

Edy Suryanta mengaku bersyukur dapat melewati masa kritis saat terpapar virus corona. Begitu dinyatakan sembuh dari Covid-19, Edy Suryanta langsung kembali bekerja melayani masyarakatnya. “Saya benar-benar menjaga jarak dengan anggota keluarga saat menjalani isoman. Saya hanya berada di dalam kamar,” katanya.

Advertisement

Baca Juga: Aneh! Air Saluran Irigasi di Wonosari Klaten Mendadak Berwarna Merah

Disinggung tentang kondisi Covid-19 di Desa Gempol saat sekarang, Edy Suryanta mengatakan kasus terkonfirmasi Covid-19 di desanya tinggal dua orang. Diharapkan, kedua warganya tersebut segera sembuh karena sudah menjalani isoman dalam beberapa hari terakhir.

“Puncak kasus Covid-19 di Gempol berlangsung, Juni-Julu 2021. Total warga yang terpapar mencapai 33 orang. Sedangkan, angka kematian karena Covid-19 di sini mencapai lima orang. Sebagian besar karena memiliki penyakit penyerta. Kami berharap, semoga Covid-19 segera hilang. Dalam setiap kesempatan, kami selalu tekankan pentingnya menaati protokol kesehatan (prokes).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif