SOLOPOS.COM - Pembina Kelompok Tani Mulyo 1, Gentungan, Mojogedang, Karanganyar, Hasyim Ashari, menunjukan hasil beras organik dan lahan pertanian organik Jumat (13/12/2019). (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Butuh waktu 10 tahun bagi Kelompok Tani Mulyo 1, Gentungan, Mojogedang, Karanganyar, hingga akhirnya dilirik oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) untuk dikunjungi dan diakui sebagai pertanian organik potensial.

Perjuangan mencari sertifikasi dipandang sebelah mata oleh petani lainnya. Uji coba metode berkali-kali kini mulai berbuah hasil. Pembina Kelompok Tani Mulyo 1, Hasyim Ashari, bercerita beratnya awal perjuangan kelompok tani mereka untuk mengembangkan pertanian organik di Karanganyar hingga sekarang bisa berjalan secara mandiri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Peralihan dari metode konvensional ke organik berawal dari adanya kelangkaan pupuk kimia yang dialami oleh para petani di Gentungan, Mojogedang, pada tahun 2009. Lantaran kebutuhan pertanian, sebanyak 15 orang petani di Gentungan kemudian mendirikan kelompok untuk memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk pengganti melalui pelatihan dari PNPM Mandiri.

Dua tahun awal menjadi masa yang berat bagi Kelompok Tani Mulyo 1, lantaran belum menemukan pasar, hasil panen beras organik mereka dibanderol harga yang sama dengan hasil pertanian konvensional.

Pada Oktober 2011, mereka mencoba mendapatkan sertifikasi oleh Lembaga Serifikasi Persada Yogyakarta namun tidak lolos lantaran 30 petani organik dianggap belum terbiasa menerapkan metode tersebut. LSK Bina Bakat dari UTP Solo yang mengetahui mereka tidak lolos sertifikasi kemudian membantu memberikan pelatihan ulang termasuk mengerjakan SOP dan syarat pendukung lainnya.

Setelah itu, di tahun yang sama, mereka mencoba kembali untuk mendapatkan sertifikasi melalui lembaga sertifikasi dari Mojokerjo, Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) dan lolos mendapat sertifikasi pertama pada Desember 2011.

Dibimbing oleh LSK Bina Bakat, petani kemudian kembali distimulin untuk memasuki pasar perdagangan secara bertahap untuk menjual produk beras organik mereka. Untuk memperpanjang umur sertifikasi tiga tahunan, Pemerintah Kabupaten menyuntikan dana dari APBD membantu mengurus perpanjangan sertifikasi 2014 hingga 2017.

“Setelah 2017 ini sekarang kami sudah murni tidak dibantu oleh Pemkab Karanganyar dan sudah mandiri. Untuk kepengurusan sertifikasi dan lainnya sudah kami sendiri sekarang yang mengurus dan anggaran bantuan sekarang untuk membantu kelompok tani lainnya yang juga ingin beralih ke organik. Nanti 2020 kami juga akan mandiri lagi untuk memperpanjang sertifikasinya,” beber Hasyim ketika berbincang-bincang dengan Solopos.com di rumahnya Jumat (13/12/2019).

Meskipun begitu, bukan berarti permasalahan yang dihadapi oleh petani organik sudah selesai semua. Kendala harga hasil pertanian yang belum sesuai harapan masih terus diperjuangkan oleh para petani untuk membentuk pasar yang sesuai dengan biaya pengeluaran yang dihasilkan dalam mengelola pertanian organik.

Untuk beras curah putih aromatik dan merah mereka menjualnya dengan harga Rp13.000 per kilogram dan beras hitam Rp17.000 perkilogram. “Untuk harga memang saat ini kami masih terus membentuk pasar karena memang harga hanya selisih sedikit dengan beras konvensional. Seharusnya lebih di atas dari harganya yang sekarang untuk menutup biaya produksi,” imbuh dia.

Saat ini, Kelompok Tani Mulyo 1 sudah memiliki anggota sebanyak 84 petani yang menggarap lahan seluas 22 hektare. Mereka tengah mengembangkan tiga jenis beras yaitu beras merah, beras hitam dan beras putih aromatik. Setiap musim panen, para petani bisa menghasilkan sekitar 15 ton untuk beras merah, 6,5 ton untuk beras putih, dan 20 ton untuk beras hitam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya