Soloraya
Selasa, 12 April 2022 - 19:54 WIB

Kisah Lansia Perkaya Hidup dengan Belajar Quran di Makamhaji Mengaji

R Bony Eko Wicaksono  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta Makamhaji Mengaji tengah belajar membaca Alquran di Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jumat (8/4/2022). (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Belajar tak kenal batas usia, termasuk mempelajari Ayat Suci Alquran. Tak ada kata terlambat. Sepanjang napas masih berembus, setiap manusia pantas untuk menuntut ilmu demi meningkatkan pengetahuan dan kapasitas hidupnya.

Itulah yang diterapkan sejumlah orang yang belajar membaca Alquran di rumah Arief Nuryana di kawasan Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Para peserta Makamhaji Mengaji itu merupakan orang dewasa yang berusia di atas 50 tahun. Bahkan, ada peserta yang usianya di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia).

Advertisement

Kendati usia menjelang uzur, namun semangat dan niat mereka memperdalam Alquran patut diacungi jempol. Mereka ingin membaca Alquran secara benar. Biasanya, mereka berkumpul di rumah Arief Nuryana dari Ar-Rohman Center untu belajar membaca Alquran setiap Selasa dan Jumat.

Baca juga: Perpustakaan Masjid Agung Solo Jadi Alternatif Ngabuburit saat Ramadan

Advertisement

Baca juga: Perpustakaan Masjid Agung Solo Jadi Alternatif Ngabuburit saat Ramadan

“Tidak ada kata terlambat untuk memperdalam ilmu agama dan Alquran. Setelah belajar membaca Alquran, hati saya lebih ayem, tidak kemrungsung dan mampu menahan emosi. Saya ingin memperkaya hidup dengan Alquran,” kata seorang peserta Makamhaji Mengaji asal Kartasura, Parman, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (1/4/2022) malam.

Dia belum lama bergabung sebagai peserta Makamhaji Mengaji. Parman mulai belajar membaca Alquran sejak Januari. Dia lantas mengajak beberapa kawannya untuk bersama-sama belajar membaca Alquran.

Advertisement

Baca juga: Mengungkap Arti Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan Menurut Alquran

“Belajar membaca Alquran di Makamhaji Mengaji penuh semngat kebersamaan. Kami menjadi keluarga baru yang bisa saling berbagi dan membantu sesama,” kata Parman.

Pada Jumat malam itu, beberapa pria duduk bersila sembari membaca Alquran di lantai kedua rumah Arief Nuryana. Mereka membentuk lingkaran kecil dan saling berhadapan. Saat membaca Alquran, mereka dibimbing langsung oleh seorang ustaz yang juga duduk di dalam lingkaran kecil tersebut.

Advertisement

Butuh Kesabaran Ekstra

Berbeda dengan anak-anak atau remaja, membimbing orang dewasa dan lansia untuk belajar membaca Alquran membutuhkan kesabaran yang ekstra. Namun, para ustaz memaklumi kondisi tersebut.

“Saat peserta full, ada lima kelompok yang belajar membaca Alquran di sini. Ibu-ibu juga ada, satu kelompok khusus wanita. Memang butuh kesabaran ganda karena daya tangkap orang dewasa apalagi lansia menurun karena dipengaruhi faktor usia,” kata seorang guru pembimbing Makamhaji Mengaji, Ustaz Septian.

Baca juga: 1 Tahun Mondok di Klaten, Santri Anak Bakul Nanas Ini Hafal Alquran

Advertisement

Sementara itu, Arif Nuryana dari Ar-Rohman Center menyampaikan Makamhaji Mengaji berdiri pada 2019. Kala itu, Arif dan beberapa karyawan hotel di Solo berniat memperdalam Alquran. Mereka lantas mendatangkan guru pembimbing dari Tawangsari.

Lambat laun, banyak masyarakat yang ingin bergabung dan berniat belajar membaca Alquran secara mendalam. Mereka berasal dari berbagai daerah di Soloraya seperti Karanganyar, Sukoharjo, dan Kota Solo.

Arif lantas menyewa bangunan sekolah untuk kegiatan mengaji bagi orang dewasa pada 2021. Kala itu, jumlah peserta Makamhaji Mengaji lebih dari 100 orang.

Baca juga: Begini Potret Semangat Lansia Belajar Mengaji di Nogosari Boyolali

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 65 persen umat muslim di Indonesia tak bisa membaca Alquran. Saya ingin berkontribusi membantu sesama muslim agar dapat membaca Alquran dengan benar. Tak masalah jika sama sekali belum mengenal huruf hijaiyah. Nanti akan dibimbing secara khusus,” ujar dia.

Uniknya, para peserta Makamhaji Mengaji berasal dari beragam latar belakang pendidikan dan profesi. Misalnya, dokter, dosen, wartawan, hingga driver ojek online. Mereka membaur tanpa membeda-bedakan latarbelakang maupun status ekonomi sosial.

“Biasanya, orang dewasa merasa malu dan tidak nyaman jika belajar membaca Alquran di sekitar rumah. Nah, mereka memiliki nawaitu sama yakni memperdalam Alquran,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif