SOLOPOS.COM - Mijo (kiri) dengan setia mendampingi istrinya, Tuminem yang menderita kelumpuhan di rumahnya, Minggu (3/11/2013). (JIBI/Guruh Cahyono)

Solopos.com, SOLO--Sempit, hal itulah yang tergambar saat solopos.com, mengunjungi rumah pasangan manula, Berojo, 82 dan Tuminem, 80, di lingkungan RT 001 RW 001, Pucang Sawit, Jebres, Minggu (3/11/2013). Berojo, yang biasa dipanggil Mijo oleh para tetangganya, sudah puluhan tahun hidup berdua dengan istri tercintanya, Tuminem yang menderita kelumpuhan sejak dua tahun lalu.

Dengan tempat tinggal seadanya, Mijo yang hanya memiliki satu kaki tersebut setia menemani Tuminem yang saat ini hanya bisa berbaring dan sesekali duduk di ranjang yang terbuat dari tumpukan kayu bekas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kaki saya sebelah kiri terpaksa diamputasi saat saya ikut berperang melawan penjajah menjelang kemerdekaan. Tapi saya tidak diakui sebagai veteran pejuang hingga saat ini,” ungkap Mijo lirih.

Mijo mengatakan, sebenarnya, Tuminem membutuhkan perawatan akibat lumpuh yang ia derita sejak jatuh di kamar mandi dua tahun lalu. Namun, Mijo yang hanya bekerja sebagai juru parkir serabutan, tidak memiliki biaya untuk membawa Tuminem ke rumah sakit.

Namun demikian, Mijo mengaku dirinya bukan orang yang mudah putus asa. Mijo selalu merawat sang istri tercinta dengan segala keterbatasan yang ia miliki.

“Selama ini, saya masih bisa merawat istri saya. Saya sudah tidak memiliki keluarga yang tinggal di dekat sini. Semua saudara saya ada di Palembang. Sesekali, ada beberapa tetangga dan sahabat yang datang menjenguk kami berdua,” paparnya.

Saat dijenguk solopos.com, Tuminem masih dalam kondisi terbaring lemah, namun dengan semangat, dirinya mencoba sedikit berbicara menceritakan kondisi yang ia alami. Tuminem mengaku pasrah dan cukup bahagia masih diberi kesempatan berdampingan dengan suaminya hingga usia senja.

“Kami ini sudah tua, kami bersyukur masih diberi kesempatan untuk bersama hingga usia kami saat ini. Kami hanya berharap, dengan keterbatasan kami, kami masih bisa menjalani hidup bersama hingga akhir hayat,” terang Tuminem.

Sementara itu, salah satu sahabat Mijo yang kebetulan menjenguk Tuminem, Yanto, 60, mengatakan, kondisi Tuminem saat ini sangat membutuhkan penanganan medis. Namun, kata Yanto, lantaran tidak memiliki biaya dan jauh dari keluarga, Mijo memilih untuk merawat Tuminem di rumah.

“Kalau kami, sesekali hanya bisa menjenguk beliau. Sebenarnya, ibu Tuminem sangat butuh perawatan medis. Kalau dulu, kondisinya sangat menyedihkan. Sekarang, karena dirawat dan di bimbing suaminya setiap hari, ibu Tuminem sudah bisa duduk meski hanya sebentar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya