Solopos.com, SOLO -- Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau yang akrab disapa Jekek kerap menjadi sorotan masyarakat Soloraya. Di balik sosoknya yang tegas dan blak-blakan, Jekek ternyata merupakan pria yang amat mencintai keluarga.
Pria berperawakan tinggi besar itu menceritakan sekelumit pengalaman hidupnya yang tidak diketahui banyak orang. Siapa sangka, pria kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 24 Januari 1974 itu pernah hidup miskin.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Jekek yang menjadi bintang tamu acara Kulanuwun Solopos sampai berlinang air mata menceritakan masa lalunya yang getir. Berapa tidak, dia ditinggalkan sang ayah sejak masih di dalam kandungan.
"Karena saya lahir tidak ideal, bapak saya meninggal saat saya masih di kandungan. Saya ini berasal dari keluarga yang sangat miskin," katanya.
Baca Juga: 2 Rumah di Madiun Rusak Tertimpa Pohon dan Diterjang Angin Kencang
Jekek kecil juga jarang bertemu dengan ibunya. Dia diasuh oleh kakek dan neneknya lantarang sang ibu merantau untuk berjualan jamu.
"Ibu saya penjual jamu gendong, dari keluarga miskin pula. Saya pribadi yang dibesarkan oleh simbah, almarhum eyang kakung saya ditakdirkan Allah SWT terima cacat mata," ujar Jekek sembari menyeka air mata.
Baca Juga: Viral Kondektur Ganteng KA Bandara Solo Jadi Rebutan untuk Berselfie
Jekek meneladani semangat pantang menyerah dari ibunya. Hal itulah yang dipegang sebagai prinsipnya untuk mencapai impian di masa kini.
"Saya dibesarkan simbah, ibu saya merantau, jadi penjual jamu dan 1.000 persen mengandalkan hasil lah. Tapi, keteladanan yang saya ambil dari ibu saya adalah semangat," tambahnya.
Dalam video yang diunggah di saluran resmi Solopos TV berjudul Penyamaran Bupati Jekek di Warung Mi Ayam Wonogiri, Jumat (10/1/2020) ini, Jekek mengatakan bahwa menjadi orang miskin banyak mengeluarkan air mata.
"Kemiskinan itu hanya enak diceritakan, tapi kalau kita mengalami sendiri kemiskinan air mata darah," tukasnya.
Selengkapnya klik video ini