SOLOPOS.COM - Agung Bastian membuat wayang di teras depan rumahnya di Desa Sedayu, Pracimantoro, Wonogiri, Minggu (2/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kecintaan terhadap wayang sudah tumbuh dalam diri pemuda asal Desa Sedayu, Pracimantoro, Wonogiri, bernama Agung Bastian, ini sejak masih duduk di bangku SD. Saking senangnya, ia bertekad membuat wayang dari hasil tangannya sendiri.

Kini, di usia yang baru menginjak 20 tahun , Agung menjadi seniman pembuat wayang kertas dan kulit yang diperhitungkan di Pracimantoro, Wonogiri. Bahkan, ia juga menghasilkan pundi-pundi rupiah dari hobinya itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 WIB dan Agung sibuk menatah tokoh wayang Buto Glundung berbahan plastik yang biasa digunakan untuk talang air di depan teras rumahnya.

“Ini pesanan dari dalang muda lokal, Pracimantoro,” kata Agung kepada Solopos.com sembari menunjukkan tokoh wayang dengan panjang lebih dari satu meter itu, Minggu (2/7/2023).

Pemuda Pracimantoro, Wonogiri, itu saban hari membuat wayang berbahan kertas, plastik talang, atau kulit. Kegiatan itu sudah ia tekuni sejak duduk di kelas III SD sekitar 11 tahun silam. Sekarang kegiatan itu tak lagi sekadar hobi, melainkan sudah menjadi sumber pundi-pundi uang bagi Agung.

Agung menjual wayang-wayang hasil karyanya secara daring maupun luring. Tetapi ia mengaku lebih banyak mendapatkan pesanan dari luar kota secara daring. Pesanan itu datang ketika ia mengunggah hasil karyanya, terutama wayang kertas ke media sosial Facebook dan Instagram.

“Kalau wayang kertas, biasanya segmen pasarnya itu anak-anak dan bapak-bapak. Selain untuk mainan anak, biasanya juga dibuat pajangan di rumah,” ujar dia.

Dia menjual wayang kertas mulai dari Rp10.000–Rp250.000 tergantung kerumitan dan ukuran. Semakin besar ukuran dan semakin rumit wayang, harga semakin tinggi. Dalam sehari, Agung bisa membuat dua satu hingga dua tokoh wayang.

Menurut pemuda asli Pracimantoro, Wonogiri, itu, membuat wayang kertas tidak banyak membutuhkan tenaga dan pikiran. Selain wayang kertas, pemuda itu kini tengah sering membuat wayang berbahan plastik.

Butuh Ketelitian

Dibandingkan kertas dan kulit, plastik lebih tahan air, pun tidak gampang rusak. “Kertas kalau kena air, rusak. Kulit pun begitu, kalau kena air, nanti jadi melengkung,” ucapnya.

pemuda pracimantoro wonogiri
Agung Bastian memainkan wayang karakter bikinannya di teras depan rumahnya di Desa Sedayu, Pracimantoro, Wonogiri, Minggu (2/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Agung tidak berani membuat wayang berbahan kulit tanpa pemesan. Sebab modal yang dikeluarkan cukup besar dan proses pengerjaannya butuh waktu dan ketelitian ekstra. Dalam sebulan, rata-rata Agung bisa menjual belasan bahkan bisa puluhan wayang kertas.

“Wayang kulit dan talang [plastik] jauh lebih mahal. Wayang talang itu satuannya di atas ratusan ribu rupiah, kalau wayang kulit sudah jutaan rupiah,” kata Agung. 

Tak semata-mata demi cuan, Agung membuat wayang juga karena ingin tetap melestarikan kesenian wayang. Terbukti, ia tak saklek hanya membuat wayang sesuai pakem dalam wayang purwa. Kini ia merambah untuk membuat wayang-wayang karakter disesuaikan dengan tokoh-tokoh masa kini. 

Hal itu dilakukan karena kerap melihat wayang kulit purwa sudah semakin sepi peminat. Agung, yang juga seorang penabuh gamelan sekaligus pengiring dalang, sering menjumpai penonton wayang hanya ramai pada saat awal dan adegan gara-gara atau limbukan. 

“Dari situ, saya bikin wayang karakter yang tidak sesuai dengan pakem wayang purwa. Tetapi saya buat lucu, tokohnya saya sesuaikan dengan tokoh-tokoh yang bentuknya kayak manusia. Ini biar masyarakat, terutama anak muda tertarik wayang,” kata dia.

Pemuda Pracimantoro, Wonogiri, itu pun tak menyangka wayang karakter bikinnya cukup laku banyak. Meski sudah mahir, pekerjaan Agung membuat wayang bukannya nihil dari kendala. Ia kerap kesulitan ketika harga-harga bahan untuk membuat wayang seperti kertas dan cat melonjak tinggi.

Awal Mula Suka Wayang

Namun, hal itu tak membuatnya patah semangat untuk tetap membuat wayang karena ia mengaku begitu cinta dengan wayang. Kecintaan terhadap wayang kulit diakui Agung muncul sejak SD. Ia langsung kepincut dengan wayang ketika menonton pertunjukan wayang bersama rombongan teman-temannya tak jauh dari rumahnya.

pemuda pracimantoro wonogiri
Agung Bastian menatah wayang di teras depan rumahnya di Desa Sedayu, Pracimantoro, Wonogiri, Minggu (2/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Kian hari, ketertarikan Agung terhadap wayang semakin tinggi. Ia pun mencoba membuat wayang sendiri. “Jadi dulu, waktu kecil, ketika ada pertunjukan wayang, saya pinjam sebentar wayang yang ada di simpingan,” paparnya.

Terus saya ngublak wayang itu di kertas. Sampai di rumah saya buat sendiri. Saya belajar otodidak buat wayang. Saya suka wayang karena wayang itu cerminan dari watak-watak manusia,” tambahnya.

Hingga suatu ketika, seorang dalam menyadari perangai Agung yang kerap meminjam wayang di simpingan sebelum pertunjukan dimulai untuk digambar. “Saya diajak ke rumah dalang itu, lihat dan belajar wayang di sana,” sebut pemuda Pracimantoro, Wonogiri, itu. 

Pertemuannya dengan dalang dan menimba ilmu kepada dalang itu tidak membuat Agung puas. Agung kemudian mencari perajin wayang agar ia bisa belajar membuat wayang, mulai dari menggambar, menatah, hingga menyungging atau mewarnai wayang.

Beberapa perajin wayang di Wonogiri sudah ia datangi, seperti di Desa Kepuhsari, Manyaran dan Wonogiri. “Saya juga ke Klaten dulu. Saya dulu sering naik bus ke sana, naik ojol, sendiri kesana demi mau belajar buat wayang,” ucapnya.

Namun hal itu tidak ia lakukan secara rutin dan lama karena terkendala biaya dan tenaga. Kemudian ia belajar dari Youtube untuk beberapa teknik menatah atau menyungging. Termasuk cara menjual wayang melalui media sosial. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya