Soloraya
Jumat, 13 Agustus 2021 - 12:41 WIB

Kisah Percintaan Mangkunagoro IX, Menikah dengan Putri Bung Karno hingga Anak Dubes

Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - K.G.P.A.A. Mangkunagoro IX (puromangkunegaran.com)

Solopos.com, SOLO — Pemimpin atau Pengageng Pura Mangkunegaran Solo, Kangjeng Gusti Pangeran Adhipati Aria (K.G.P.A.A.) Mangkunagoro IX, wafat di Jakarta, Jumat (13/8/2021) dini hari, atau hanya beberapa hari menjelang ulang tahunnya ke-70.

Pada masa remaja, Mangkunagoro IX bernama Gusti Pangeran Haryo Sudjiwo Kusumo atau dikenal sebagai Gusti Djiwo. Perjalanan hidup Mangkunagoro IX diwarnai dengan dua kali pernikahan, salah satu di antaranya dengan putri Presiden pertama RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri pada 1974.

Advertisement

Dari pernikahan tersebut lahir dua anak yakni GPH Paundrakarna Sukma Putra dan GRA Putri Agung Suniwati (Menur). Namun pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian pada 1984. Keduanya berpisah, sedangkan dua anak mereka tetap tinggal di istana Mangkunegaran.

“Perkenalannya dengan Sukmawati itu ketika Bung Karno menitipkannya di Mangkunegaran lalu belajar budaya Jawa,” ujar Ketua Himpunan Kerabat Mangkunegaran, Satyotomo, seperti dilansir Detikcom, Jumat (13/8/2021).

Advertisement

“Perkenalannya dengan Sukmawati itu ketika Bung Karno menitipkannya di Mangkunegaran lalu belajar budaya Jawa,” ujar Ketua Himpunan Kerabat Mangkunegaran, Satyotomo, seperti dilansir Detikcom, Jumat (13/8/2021).

Baca juga: Profil Mangkunagoro IX, Sang Penguasa Mangkunegaran Solo yang Dikenal Sederhana

“Ibu Marina itu merupakan anak dari Letjen Jenderal Yogi Supardi yang menjabat Dubes RI di Jepang,” kata dia.

Advertisement

“Gusti Prabukusumo wafat tahun 1977 karena kecelakaan, saat itu dia melintas di jalan Boyolali yang tengah ada perbaikan jembatan. Lalu ada mobil yang selip kemudian menabrak (mobil) beliau,” ungkapnya.

Baca juga: Penguasa Mangkunegaran Solo Mangkunagoro IX Wafat

Setelah dilantik menjadi pemimpin atau pengageng Pura Mangkunegaran tahun 1988, Gusti Djiwo bergelar K.G.P.A.A Mangkunegara IX. Istrinya, Marina, kemudian ditetapkan sebagai permaisuri.

Advertisement

Mengutip wikipedia.org, penobatan G.P.H. Sujiwakusuma dalam sejarah Mangkunegaran merupakan yang pertama kali di alam Republik Indonesia. Sebelumnya semua pendahulunya dinobatkan di bawah pemerintahan kolonial VOC maupun Hindia Belanda.

Mangkunagoro IX dikenal peduli akan perkembangan kesenian. Halmitudia tunjukkan dengan menempatkan kesenian khususnya seni tari yang mengikuti perkembangan zaman.

Menurut laman puromangkunegaran.com, Mangkunagoro IX juga menampilkan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa, kepada para pengunjung pura selalu disuguhkan kesenian Mangkunegaran; seperti tari, wayang kulit, dan fragmen.

Advertisement

Pada masa pemerintahan Mangkoenagoro IX, kehidupan tari gaya Mangkunegaran semakin berkembang. Karya-karya yang dihasilkannya pada masa Mangkoenagoro IX diantaranya: Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), Tari Kontemporer Negeri Sembako (1998), Tari Kontemporer Krisis (1999), Drama tari Mintaraga, Drama tari Dewa Ruci, dan lain sebagainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif