SOLOPOS.COM - Foto udara kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jumat (19/11/2021). Pemandangan warung apung yang selama ini memadati kawasan utara waduk tersebut tak lagi terlihat setelah satu per satu warung dibongkar para pemiliknya. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah petani karamba di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat banting setir membuka usaha jasa wahana permainan. Hal itu mereka lakukan seiring penataan dan revitalisasi waduk tersebut.

Mereka membuka wahana permainan di kawasan Taman Nyi Ageng Rakit Rawa Jombor seiring kian ramainya kawasan setempat. Salah satu alasan para petani karamba banting setir lantaran kini diberlakukan pembatasan kawasan perairan Rawa Jombor yang bisa dimanfaatkan salah satunya untuk budi daya ikan menggunakan karamba.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Danang, 39, salah satu petani karamba yang mencoba membuka usaha baru dengan mendirikan jasa wahana permainan persewaan mobil remote control. Dia mengaku menjajal usaha baru itu belum genap sepekan ini. Sewa satu unit mobil remote control selama 15 menit dipatok tarif Rp10.000.

Baca Juga: Taman Nyi Ageng Rakit, Daya Tarik Baru Rawa Jombor Klaten

“Baru lima hari ini. Belum ramai. Sehari paling satu atau dua [penyewa permainan],” kata Danang saat ditemui Solopos.com di Taman Nyi Ageng Rakit, Sabtu (9/4/2022).

Danang mengatakan usaha permainan itu sebagai usaha alternatif agar dapur rumah tetap mengebul. Hal itu dia lakukan menyusul ada pembatasan ruang kawasan Rawa Jombor untuk kegiatan budi daya ikan menggunakan karamba.

Seiring penataan dan revitalisasi Rawa Jombor, warung apung serta karamba di waduk harus dibongkar. Para pelaku usaha warung apung diberikan alternatif membuka usaha di tempat baru yakni di plaza kuliner Taman Nyi Ageng Rakit.

Baca Juga: Rawa Jombor Klaten Mulai Ditata, Eceng Gondok Dibersihkan

Kawasan perairan Rawa Jombor masih diizinkan untuk kegiatan budi daya ikan menggunakan karamba serta pemancingan. Hanya, ada pembatasan pemanfaatan karamba dan pemancingan, yakni 5 persen atau sekitar 9 hektare (ha) dari total luasan Rawa Jombor sekitar 186 ha.

Namun, zonasi 5 persen tersebut belum ditetapkan. Para petani karamba membuka kembali usaha mereka di tengah waduk dengan jumlah karamba terbatas. Dengan pembatasan itu, petani karamba tak leluasa menjalankan usahanya.

Danang menjelaskan sebelum ada revitalisasi, dia memiliki 25 karamba dan bisa menikmati hasil panen saban pekan. Namun, kini dia hanya memiliki empat karamba sembari menunggu kepastian zonasi 5 persen.

Baca Juga: Begini Keseruan Ngabuburit di Taman Nyi Ageng Rakit Rawa Jombor Klaten

“Setiap pekan itu bisa panen sampai 2 kuintal [ikan nila merah]. Tetapi sekarang hanya punya empat karamba,” kata Danang.

Pribumi

Lantaran penghasilannya menurun drastis, Danang mulai menjajal membuka wahana permainan mobil remote control.

“Hasil dari karamba sekarang tidak bisa untuk menutup kebutuhan hidup. Maka buka coba-coba buka usaha ini. Sebenarnya kalau kami dari pribumi, dari dulu kenal rawa dan kehidupannya juga dari rawa. Tetapi mau bagaimana lagi, pemerintah sudah mengatur seperti itu,” kata dia.

Baca Juga: Dolan Klaten Naik Bus, DAMRI: Girpasang Dulu, Rawa Jombor Kemudian

Pelaku usaha wahana permainan lainnya, Sri Hidayati, juga mengaku berasal dari petani karamba di Rawa Jombor. Sri kini mengelola usaha persewaan mobil-mobilan serta skuter matik.

“Usaha ini milik kakak saya, tetapi yang menjalankan saya. Sebelumnya juga usaha karamba. Mau bagaimana lagi, sekarang hasil dari karamba hanya kecil, tidak bisa menutup kebutuhan hidup. Makanya buka usaha ini,” kata Sri.

Seksi keamanan paguyuban wahana permainan, Agus Santosa, menjelaskan ada sekitar 30 pemilik wahana permainan di Taman Nyi Ageng Rakit.

“Dari total itu, ada 26 pemilik merupakan warga lokal Krakitan. Sisanya dari pengusaha luar desa yang memang memiliki latar belakang sebagai pengusaha wahana permainan pasar malam. Rata-rata yang dari lokal itu ada yang sebelumnya punya karamba, ada pula yang sebelumnya warung apung,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya