Soloraya
Selasa, 2 Juli 2024 - 16:25 WIB

Kisah Petugas Pantarlih di Klaten Lakukan Coklit Sambil Jualan Sayur Keliling

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Apriyanti, 38 (tengah), petugas pantarlih asal Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten, melakukan coklit data pemilih di wilayah tugasnya, Senin (1/7/2024). (Istimewa/dokumentasi Apriyanti)

Solopos.com, KLATEN — Peribahasa sembari menyelam minum air layak disematkan kepada Apriyanti, 38, petugas pemutakhiran daftar pemilih atau pantarlih asal Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten.

Apriyanti melakukan dua pekerjaan sekaligus yakni melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih sembari berjualan sayur keliling di wilayah tugasnya.

Advertisement

Apriyanti memang sehari-hari bekerja sebagai pedagang sayur keliling. Ia menjalani pekerjaan itu sejak empat tahun lalu. Pada tahapan Pilkada 2024, dia menjadi salah satu dari ribuan petugas pantarlih yang bekerja mulai 24 Juni 2024 hingga 24 Juli 2024.

Sejak dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, Apriyanti sudah keluar rumah untuk kulakan barang dagangan di Pasar Gringging, Kecamatan Tulung, Klaten. Setelah pulang dan beberes barang dagangan, ibu tiga anak itu mulai berkeliling menjajakan barang dagangannya di wilayah Desa Lumbungkerep dan Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari.

Advertisement

Sejak dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, Apriyanti sudah keluar rumah untuk kulakan barang dagangan di Pasar Gringging, Kecamatan Tulung, Klaten. Setelah pulang dan beberes barang dagangan, ibu tiga anak itu mulai berkeliling menjajakan barang dagangannya di wilayah Desa Lumbungkerep dan Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari.

Dia menyetir sendiri pikap yang menjadi kendaraannya untuk menjajakan sayur. Ketika berjualan di wilayah tugasnya, Apriyanti juga sudah bersiap dengan daftar nama calon pemilih hingga stiker tanda bukti coklit.

Sehingga ketika bertemu dengan calon pemilih yang harus dia data, setelah transaksi jual-beli sayur, Apriyanti langsung melakukan coklit hingga memasang stiker.

Advertisement

“Kebetulan yang didata kebanyakan pelanggan saya semua. Ya sekalian mereka beli sayur, saya data, biar tidak harus bolak-balik didata. Justru ada yang meminta seperti itu,” kata Apriyanti saat dihubungi Solopos.com, Selasa (2/7/2024).

Tak hanya saat berjualan, Apriyanti melakukan coklit selepas dia selesai berjualan. Dia kembali mendatangi satu per satu rumah warga yang belum didata agar proses coklit segera rampung.

Tanggapan Masyarakat

Cara yang dilakukan Apriyanti ternyata efektif. Dari total sekitar 220 pemilih, ibu tiga anak itu sudah berhasil melakukan coklit kepada lebih dari 100 calon pemilih di wilayah tugasnya dalam waktu sepekan. “Karena teman-teman pantarlih lainnya semangat, saya sendiri juga terpacu semangat untuk coklit,” jelas Apriyanti.

Advertisement

Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Klaten, Muhammad Ansori, mengatakan cara Apriyanti dalam melakukan coklit tak jadi soal. “Selama memakai identitas dan membawa berkas-berkas terkait, dipersilakan. Intinya, semua pemilih terdata dan disambangi dari rumah ke rumah,” kata Ansori.

Sebagai informasi, jumlah tugas pantarlih di Klaten sebanyak 3.870 orang dan tersebar di 26 kecamatan. Ketua KPU Klaten, Primus Supriono, menjelaskan tahapan coklit digelar selama satu bulan dimulai pada Senin (24/6/2024) hingga Rabu (24/7/2024).

Data sasaran coklit berdasarkan data pemilih dalam daftar penduduk potensial pemilih pemilihan (DP4). Data itu berdasarkan data potensial pemilih dari Kemendagri yang disandingkan dengan data Pemilu 2024.

Advertisement

“Jumlah total pemilih dalam data potensial pemilih sekitar 981.400 orang. Dari data itu kemudian dibuktikan lewat coklit. Dari sana nanti akan keluar DPS [daftar pemilih sementara] hasil coklit dan akan kami umumkan ke publik untuk mendapat tanggapan masyarakat. Setelah itu ada data perbaikan lagi dan ditempel,” kata Primus, Senin (24/6/2024).

Primus menjelaskan pantarlih bakal mendatangi satu per satu rumah warga yang terdata dalam daftar potensial pemilih. Selain memastikan hak pilih warga yang terdata dalam DP4, pantarlih juga mengecek ada atau tidaknya dalam satu keluarga yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih dari sisi usia tetapi belum melakukan perekaman data e-KTP.

Jika ada warga yang masuk daftar potensial pemilih namun tidak ada di rumah saat didatangi pantarlih, Primus mengatakan petugas bisa menghubungi nomor kontak pemilik rumah. “Semuanya sebisa mungkin harus dilakukan coklit,” ungkap Primus.

Lebih lanjut, Primus berharap warga bisa mendukung proses coklit untuk memutakhirkan data pemilih. Dia berharap Pilkada Klaten tahun ini menjadi Pilkada inklusif yang mengangkat tema keadilan dan kesetaraan tanpa membedakan perbedaan agama, suku, ras, status ekonomi, termasuk para penyandang disabilitas memiliki hak untuk menggunakan hak pilih mereka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif