SOLOPOS.COM - Pohon bambu apus yang dianggap keramat dan memiliki kesaktian di dekat makam istri Raja Mataram Islam di Desa Sendang Ijo, Selogiri, Wonogiri. Foto diambil Jumat (19/5/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI – Pohon bambu di dekat Makam Raden Ayu Kusuma Narsa yang merupakan istri Raja Mataram Islam Amangkurat IV di Desa Sendang Ijo, Selogiri, Wonogiri, dipercaya sejumlah orang menyimpan kesaktian dan bisa menjadi sarana mengabulkan hajat.

Sejumlah hal janggal pun disebut pernah menimpa orang-orang yang secara serampangan mengambil bambu di dekat makam tersebut. Koordinator Pengawas Situs Mangkunegaran di Wonogiri, Mas Ngabehi Mulyanto, mengatakan kepercayaan itu tidak terlepas dari sosok Raden Ayu Kusuma Narsa yang merupakan nenek dari Raden Mas Said itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Raden Ayu Kusuma Narsa sempat ikut berperang bersama Raden Mas Said melawan Belanda. Namun dia meninggal dunia di tengah perjalanan.

“Raden Ayu Kusuma Narsa meninggal di atas rakit bambu di Sungai Bengawan Solo. Dia kemudian dimakamkan di tempat ia meninggal dunia di Desa Sendang Ijo. Bambu yang digunakan sebagai rakit itu konon tumbuh di dekat makamnya,” kata Mulyanto kepada Solopos.com, Minggu (21/5/2023).

Dia melanjutkan pohon bambu di dekat makam istri Raja Mataram Islam Kartasura di Sendang Ijo, Wonogiri, itu masih ada hingga sekarang. Sejumlah orang memercayai bambu itu bertuah dan bisa menjadi sarana untuk mengabulkan keinginan.

Tidak jarang, selain berziarah ke makam Raden Ayu Kusuma Narsa, orang-orang memberikan sesaji atau mengambil bambu itu. Juru Kunci Makam Raden Ayu Kusuma Narsa, Kasih, mengungkapkan hal serupa.

Menurutnya, sejumlah orang masih mempercayai pohon bambu di makam tersebut keramat. Warga sekitar pun masih banyak yang yakin bambu itu memiliki tuah.

Sederet Kisah Janggal

Warga setempat sampai tak berani untuk mengambil pohon bambu itu sembarangan. Kasih pernah mengalami sendiri tuah dari bambu itu.

Ia menceritakan suatu ketika dia mengambil bambu di dekat makam istri Raja Mataram Islam di Sendang Ijo, Wonogiri untuk membuat pagar halaman belakang rumah. Tidak lama kemudian, istri Kasih sakit hingga 40 hari.

Segala upaya pengobatan sudah dilakukan namun istrinya tak kunjung pulih. Hal itu dilakukan sebelum Kasih menjadi juru kunci makam menggantikan ayahnya.

“Saya bilang ke bapak kalau pernah ambil bambu apus di makam [Raden Ayu Kusuma Narsa], terus bapak suruh saya mengembalikan bambu itu. Benar saja, istri saya langsung sembuh setelah saya kembalikan bambunya. Pokoknya, kalau ambil bambu di sini sembarangan, minimal orangnya dan keluarganya masuk angin,” ujar dia.

Dia melanjutkan pernah ada seseorang dari Tirtomoyo, Wonogiri, tiba-tiba datang ke makam mengambil bambu di sana tanpa memberi tahu juru kunci. Lantas dia pulang dan mengalami nasib sial. Orang itu mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang.

Sepi Peziarah

Kejadian itu diketahui setelah orang itu datang kembali ke makam dalam keadaan kaki patah dan berjalan dibantu dengan alat bantu jalan. “Dia datang dengan membawa bambu yang sudah diambil, terus minta saya agar dibantu menyembuhkan kakinya dengan cara meminta mohon kepada Raden Ayu Kusuma Narsa,” ucapnya.

Seseorang asal Sukoharjo juga pernah datang tanpa izin dan tiba-tiba saja memotong bambu apus di dekat makam istri Raja Mataram Islam tersebut. Kasih sempat menegurnya, namun tidak dihiraukan.

Menurut kasih orang tersebut mengambil bambu itu untuk kekebalan tubuh. “Ternyata, setelah beberapa hari, dia juga patah kaki dan jalan pakai kruk [alat bantu jalan]. Dia datang ke sini bawa sebilah bambu dibungkus kain mori dan diletakkan di pohon bambu semula,” ucapnya.

Kasih menambahkan saat ini sudah jarang orang yang berkunjung ke makam nenek Pangeran Sambernyawa tersebut. Makam itu ramai dikunjungi pada era 1990-2010. Mereka yang datang ke sana banyak dari luar Kota seperti Solo, Sragen, Demak, Semarang, dan lainnya.

Kedatangan mereka bermacam-macam tujuan. Rerata mereka ingin mencari keberkahan dan berharap usaha mereka berjalan lancar. “Sekarang sudah sepi, apalagi waktu pandemi Covid-19, sama sekali enggak ada yang ke sini. Sekarang satu-dua saja yang ke sini. Enggak mesti setiap hari,” kata Kasih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya