SOLOPOS.COM - Suasana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (20/6/2021) siang. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Ada cerita rakyat atau folklore yang berkembang tentang sosok makhluk halus penunggu mata air Kedung Kol saat pemindahan Keraton Mataram Kartasura ke Desa Sala atau kawasan yang kini jadi Keraton Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Cerita itu diungkapkan Ketua Solo Societeit, komunitas pencinta sejarah Solo, Dani Saptoni, saat berbincang dengan Solopos.com belum lama ini di wedangan depan Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Dikisahkan, awalnya ada tiga lokasi yang menjadi alternatif tempat baru untuk Keraton Mataram Kartasura. Ketiga lokasi tersebut yakni DesaTalawangi atau Kadipolo, daerah Sonosewu di Mojolaban, kemudian di Desa Sala.

Baca Juga: Sejarah Solo: Sikap Plin-Plan PB II dan Pemberontakan di Keraton Baru

Namun dari ketiga lokasi itu Desa Sala yang dipilih oleh Paku Buwono (PB) II. Kondisi Desa Sala saat itu menurut Dani ada rawa-rawa. Salah satunya rawa besar di daerah yang saat ini menjadi Kelurahan Kedunglumbu, Pasar Kliwon, Solo, dengan mata air yang tidak bisa berhenti mengalir.

Baru setelah PB II dan pengikutnya memenuhi sejumlah persyaratan yang diminta penunggu mata air tersebut, akhirnya bisa ditutup. Salah satu syaratnya yaitu menggelar pementasan kesenian ledek lengkap dengan niyaganya.

Menurut Dani, Babad Tuspajang menceritakan riwayat Ranggawarsita kecil yang pernah diangkat anak penunggu Kedung Kol Kedunglumbu, mata air yang tak bisa berhenti mengalir di Solo.

Baca Juga: Sejarah Solo: Saat Keraton Pindah 1745, Amerika Masih Koloni Inggris

Lokasinya Sekarang

“Sosok atau wujudnya seorang putri cantik. Itu folkore atau cerita rakyat yang berkembang. Sang putri sosoknya manusia,” kata Dani. Namun tidak ada cerita tentang pakaian atau busana yang dikenakan putri yang cantik tersebut.

Dani mengatakan kisah tentang putri cantik penunggu Kedung Kol tidak ada lagi setelah itu. Tapi untuk mata air Kedung Kol hingga kini diduga masih ada. Mata air itu diyakini berada di salah satu bagian dari Pasar Pasar Kliwon, Solo.

Ketika pembangunan pasar itu di era Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, ditemukan sebuah sumur tua. Solo Societeit pernah melakukan eksplorasi sumur tersebut mendasarkan kepada kesesuaian dengan manuskrip yang masih ada.

Baca Juga: Solo Pernah Jadi Jantung Pulau Jawa, Begini Cerita Sejarahnya!

“Itu memang ditutup tok pakai cor semen. Waktu pembangunan pasar ditemukan lagi. Sekarang kondisinya mungkin ditutup seperti sanitasi itu. Setelah itu tidak ada cerita penampakan sang putri, cuma di Babad Ranggawarsita,” urainya.

Seperti diketahui, berpindahnya pusat Kerajaan Mataram Islam dari Keraton Kartasura ke Desa Sala menjadi tonggak berdirinya Kota Solo yang diperingati setiap 17 Februari 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya