Soloraya
Minggu, 1 Oktober 2023 - 16:55 WIB

Kisah Sahal & Kenzi, Joki Layangan Raksasa asal Wonogiri yang Baru Umur 5 Tahun

Magdalena Naviriana Putri  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joki termuda Festival Layang-layang Sukoharjo 2023, Sahal (kiri), Ayah Sahal, Indra Wijaya (tengah), Kenzi (kanan) saat menunjukkan layang-layang yang akan diterbangkannya di Kampung Pondok, Kelurahan Bulakrejo, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Minggu (1/10/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Ada kisah menarik dari Festival Layang-layang Sukoharjo 2023 di Kampung Pondok, Bulakrejo, Sukoharjo, Minggu (1/10/2023).

Festival tersebut dimeriahkan joki termuda yakni Sahal dan Kenzi yang baru berusia 5 tahun asal Sidoarjo, Wonogiri.

Advertisement

Ayah Sahal, Indra Wijaya menceritakan keduanya merupakan teman karib yang sering bermain layang-layang bersama. Keduanya menerbangkan layang-layang raksasa berbentuk capung dengan panjang 2 meter dengan lebar 3 meter 60 centimeter.

Dalam festival itu Indra membawa empat layang-layang hasil kreasinya bersama beberapa rekan yang berbentuk capung, lebah, dan dua burung.

Sahal menerbangkan layangan berbentuk capung yang ukurannya cukup besar. Sahal sang joki layang-layang muda itu bercerita sering membuat layang-layangnya sendiri dengan menggunakan lidi sebagai kerangkanya.

Advertisement

Sahal membuat layangan dari lidi lantara belum bisa menyerut bambu untuk membuat kerangka layang-layangnya. Hobi bermain layang-layang itu memang didapatnya dari sang ayah yang juga menggeluti hobi serupa.

“Biasanya bermain di lapangan bersama Kenzi, suka membuat layang-layang sendiri. Sudah pernah ikut festival kemarin saat di Ngadirejo, Wonogiri,” ungkap bocah yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak itu dengan percaya diri.

Tak sekadar hobi, Sahal mengatakan empat layang-layang yang dibawanya dalam festival di Wonogiri beberapa waktu lalu menyabet juara 1, 2, 3 dan harapan 1.

Tiga Jenis Kategori Layangan

Ketua Panitia Festival Layang-layang Sukoharjo Aditya Muhammad Yusuf Effendi mengatakan festival tersebut menampilkan tiga jenis kategori layang-layang.

Advertisement

Ketiga kategori tersebut yaitu train naga; tradisional yang terbagi menjadi beberapa yakni Bapangan, Pegon, Balompet dan Ramraman; serta kategori kreasi bebas.

Peserta berasal dari wilayah Soloraya, Jepara, Semarang, Tulungagung dan DIY. Aditya mengaku menggaet para peserta tersebut dengan memanfaatkan publikasi melalui sosial media.

Total ada sekitar 100-an layangan dengan berbagai jenis terlihat mengudara. Layangan tersebut di antaranya pegon, bapangan, ramraman, train naga bahkan burung phoenix.

“Target sekitar 100 layang-layang, alhamdulilah hari ini bisa lebih dari ekspektasi sebelumnya. Kami pikir hanya akan diikuti peserta lokal ternyata antusias pelayang dari luar daerah banyak,” ungkap Aditya saat dijumpai di lokasi festival, Minggu.

Advertisement

Festival Layang-layang tersebut menjadi kali kedua di Sukoharjo setelah sebelumnya sempat digelar perdana pada 2022 lalu.

Aditya mengaku ingin mengadakan kegiatan tersebut untuk mengajak rekan-rekan karangtarunanya aktif bersosialisasi dengan masyarakat lain. Sekaligus untuk  meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri para pemuda setempat.

Lebih dari itu, Festival Layang-layang 2023 juga untuk mewadahi anak-anak pecinta layang-layang untuk meningkatkan kreativitas mereka.

Pada Minggu pagi juga telah diadakan pembuatan layang-layang di lokasi setempat. Sehingga diharapkan generasi muda tidak hanya menyukai permainan digital tetapi juga menyukai permainan tradisional.

Advertisement

Lebih lanjut, Festival Layang-layang 2023 tersebut menurutnya sudah dipersiapkan selama dua bulan terskhir. Festival tersebut juga diramaikan dengan gelaran UMKM hingga penjaja kuliner.

Bahkan beberapa panitia juga telah berupaya mempelajari festival layang-layang di daerah lain untuk diterapkan di Sukoharjo.

Dalam festival tersebut masing-masing peserta mendaftar dengan biaya registrasi senilai Rp20.000/orang untuk kategori tradisional dan kreasi bebas. Sementara untuk layang-layang train naga sebesar Rp25.000/orang.

“Kami tidak bisa menyebut nominal hadiahnya. Tetapi total hadiahnya sekitar Rp5 juta. Kami berupaya untuk tidak ingin mengecewakan teman-teman yang sudah jauh-jauh datang ke sini,” paparnya.

Ia berharap kegiatan serupa akan terus berlanjut sehingga pelayang dari Sukoharjo dapat maju ke event-event yang lebih besar, seperti festival layang-layang tingkat nasional maupun internasional.

Sementara itu sejumlah peserta lain nampak antusias mengikuti festival tersebut meski terik matahari cukup menyengat dengan suhu 36° celcius.

Advertisement

Tak hanya para bocah sebagian besar peserta juga dimeriahkan oleh sejumlah pemuda hingga orang tua. Nampak layang-layang dengan berbagai kreativitasnya menghiasi lapangan desa tersebut.

Namun, sayangnya tak semua layang-layang mulus saat terbang. Beberapa layang-layang harus terputus lantaran angin di lokasi setempat cukup kencang.

Tak sedikit pula kerangka layang-layang yang sobek karena tak mampu menahan tekanan angin yang membawanya terbang.

Proses penerbangan layang-layang tersebut juga tak semudah kelihatannya lantaran sang joki harus mampu menaklukan angin dan mengendalikan layang-layangnya agar tak bertabrakan dengan layang-layang lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif