Solopos.com, BOYOLALI – Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dukuh Cabean, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali terdapat tujuh sendang kuno. Ketujuh senang tersebut adalah Sendang Jangkang, Sendang Sidotopo, Sendang Lerep, Sendang Kaprawiran, Sendang Panguripan, Sendang Kaputren atau Sendang Pengantin, dan Sendang Samboda.
Untuk mengetahui asal-usul ketujuh sendang di Cabean Kunti tersebut, Solopos.com menemui penggerak Desa Wisata Cabean Kunti, Sulistyanto, pada Rabu (1/6/2022). Sulis pun mengajak Solopos.com jalan-jalan ke Petirtaan Cabean Kunti.
Kompleks ketujuh sendang tersebut dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun. Saat Solopos.com berjalan-jalan pun masih banyak melewati jalanan dari batu bertumpuk membentuk tangga.
Di sekitar sendang terdapat beberapa sumur buatan penuh pipa air. Sulis mengatakan ada 49 sumur buatan masyarakat yang digunakan untuk mengaliri air ke dua desa dan sembilan dukuh.
Di sekitar sendang terdapat beberapa sumur buatan penuh pipa air. Sulis mengatakan ada 49 sumur buatan masyarakat yang digunakan untuk mengaliri air ke dua desa dan sembilan dukuh.
Lebih lanjut, Sulis mengungkapkan berdasarkan batuan dan motif yang relief yang ada di Sendang Lerep, dapat ditarik kesimpulan jika ketujuh sendang tersebut dibuat pada masa klasik yaitu sekitar abad VIII – X Masehi.
Baca juga: Situs Mataram Kuno Boyolali: Candi Sari, Candi Lawang, dan Cabean Kunti
Lebih lanjut, Sulis mengungkapkan dalam cerita yang beredar di masyarakat, asal-usul Petirtaan Cabean Kunti dibangun oleh seorang pemuda bernama Joko Bandung yang ingin mempersunting wanita bernama Kunti.
Dalam cerita rakyat tersebut, Kunti mensyaratkan Joko Bandung harus membuatkan tujuh sendang dalam waktu satu malam. Kunti memberikan syarat tersebut mengingat dirinya melihat masyarakat zaman dulu kesulitan mencari air.
“Joko Bandung yang memiliki kekuatan sakti menyanggupi hal tersebut. Ia duduk bersemedi di atas batu dan para jin membantunya membangun tujuh sendang ini,” kata dia.
Baca juga: Riset Belanda Ungkap Tiga dari 10 Situs Jawa Kuno di Boyolali Hilang
Dalam cerita rakyat, Sulis mengatakan Joko Bandung berhasil membangun sendang tersebut. Dia pun akhirnya bisa menikah dengan Kunti.
Lebih lanjut, Sulis mengungkapkan sampai dengan saat ini, ketujuh sendang tersebut masih digunakan masyarakat sekitar untuk mandi. “Biasanya pada Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon itu banyak yang datang ke sini. Biasanya datang terus mandi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Cabean Kunti, Khamid Winarti, mengatakan saat ini Petirtaan Cabean Kunti telah menjadi tujuan wisata religi.
“Untuk kedepannya, akan kami gabungkan dengan potensi wisata lain di desa kami seperti adanya embung dan juga dalam proses pembangunan ada kebon duren [kebun durian]. Jadi nanti bisa dipakai outbound anak sekolah,” kata dia.