SOLOPOS.COM - Siman sedang menata balon dagangannya di pinggir Jl. Ahmad Yani, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Minggu (2/1/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI—Di seberang Jalan Ahmad Yani, Giriwono, Wonogiri, Siman sedang meniup balon yang akan dijualnya, Minggu (2/1/2022). Ia 0lupa berapa usia pastinya, tapi ia ingat hari itu juga harus menjual balon seusai berangkat dari rumahnya di Kecamatan Bulukerto, Wonogiri.

Siman tak hanya menjual balon di seberang jalan tempat ia meniup balon. Ia mengaku akan berkeliling, berjalan kaki, berharap ada warga tertarik membeli.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Nanti berkeliling jualan balon ini jalan kaki sampai di Pasar Ngadirojo,” kata Siman saat ditemui Solopos.com.

Baca Juga: Jembatan Nusantara Wonogiri Ramai untuk Selfie, PKL Bentuk Paguyuban

Siman sehari-hari menempuh jarak 12 kilometer saat berjualan balon. Namun dia biasa menumpang bus jika pulang ke rumahnya di Bulukerto. Siman tak merasa lelah meskipun harus berjualan balon di Wonogiri dengan berjalan kaki. “Enggak capai, namanya juga cari uang kok capai,” ujarnya.

Balon yang dijual Siman dihargai Rp20.000 per balon. Tentu saja itu sudah termasuk tenaga meniup dan berjalan kaki. Berdasarkan informasi dari Siman, harga kulakan balon satu lusin senilai Rp120.000 atau setiap balon yang akan dijualnya bermodal Rp10.000.

“Enggak mesti juga jumlah balon yang terjual tiap hari. Kadang-kadang untungnya sehari cuma Rp1.000-Rp2.000. Itu sudah dikurangi modal sama buat makan dan pulang ke rumah,” jelas Siman.

Baca Juga: 261 Tersangka Dijebloskan ke Tahanan Polres Klaten Sepanjang 2021

Namun demikian, Siman tak hanya menggantungkan nasib pada berjualan balon berkeliling kota. Pagi hari, sebelum ia berangkat meniup balon, Siman bekerja sebagai petani di sawah miliknya sendiri. Subuh berangkat ke sawah, setelah itu berangkat jualan balon.

Pekerjaan sebagai petani dan penjual balon sudah dilakoninya semasa masih muda. Tapi untuk berapa umurnya ketika memulai bekerja, Siman lagi-lagi tak bisa mengingatnya pasti.

Di usianya yang sudah lanjut, sekitar 60 tahun, Siman juga sudah memiliki dua cucu. Anak-anaknya juga bekerja sebagai sopir pengangkut material seperti pasir, batu, dan lain-lain.

Baca Juga: Rekor! Jumlah Pengunjung Umbul Pelem Klaten saat Tahun Baru

Siman mencoba mengisi sisa-sisa waktu hidupnya dengan beraktivitas. Tak banyak orang di masa sekarang yang memiliki etos kerja seperti Siman, bekerja dari pagi hingga larut malam.

“Sehabis bertani enggak tahu mau ngapain, jadi lebih baik ya berjualan balon. Buat ngisi-ngisi kegiatan daripada di rumah saja, saya suka pusing kalau enggak ngapa-ngapain,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya