Soloraya
Minggu, 14 Februari 2021 - 21:48 WIB

Kisah Sukarelawan SAR Sragen Menerjang Air Banjir Kedalaman 1,2 Meter Saat Evakuasi Ibu Hamil

Tri Rahayu  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN - Sungai Mungkung meluap dan air menggenangi sejumlah permukiman di Sragen, Minggu (14/2/2021) pukul 19.30 WIB. Sukarelawan pun harus bekerja keras saat mengevakuasi warga Dukuh Wirun dan Kleco, Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, yang terdampak banjir.

Dua dukuh itu menjadi langganan banjir setiap kali Sungai Mungkung meluap. Setidaknya ada 150 rumah di empat RT yang ada di lingkungan Dukuh Wirun yang terdampak banjir itu. Ketinggian air di puncak genangan air sampai 1,5 meter.

Advertisement

Tim SAR Himalawu bersama SAR lain se-Kabupaten Sragen dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen sudah stand by sejak pukul 17.00 WIB. Air dari hulu Sungai Mungkung di wilayah Kabupaten Karanganyar datang cukup cepat. Pukul 17.30 WIB, air mulai masuk permukiman di Wirun dan Kleco. Air juga masuk ke Dukuh Mungkung di Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen.

Baca Juga: Makin Canggih, Apple Watch Terbaru Dirancang Bisa Ukur Gula Darah

Advertisement

Baca Juga: Makin Canggih, Apple Watch Terbaru Dirancang Bisa Ukur Gula Darah

Saat situasi siaga itulah ada informasi seorang ibu hamil yang hendak melahirkan dan orang tua lanjut usia di daerah yang tergenang air, tepatnya di Dukuh Wirun RT 017, Desa Sidoharjo. Tim SAR gabungan langsung menyiapkan perahu karet untuk melakukan evakuasi. Ambulans dari Palang Merah Indonesia (PMI) dan ambulans Lasizmu Sragen, sudah bersiap mengevakuasi ibu hamil itu.

Seorang anggota SAR Himalawu Sragen, Yudi Ulo, bersama belasan orang anggota SAR lainnya menurunkan perahu karet dan langsung bergerak menuju ke rumah perempuan hamil itu. Semula mesin perahu itu dihidupkan tetapi membuat gelombang air yang membuat air semakin masuk ke perumahan warga. Akhirnya mesin perahu itu pun dimatikan supaya tidak berdampak. Perempuan hamil itu diketahui bernama Fitri, 33.

Advertisement

Dorong

Perahu karet itu kemudian didorong belasan orang itu bersama-sama menyusuri jalanan yang terendam air setingga 50 cm ke atas. Lokasi rumah ibu hamil itu masuk gang 50 meter dari jalan utama Dukuh Wirun.

Mereka mendorong perahu itu terus menuju ke pinggi Jalan Solo-Sragen, tempat mobil ambulans menunggu, yang berjarak sekitar 200 meter. Begitu tiba di pinggir jalan, ibu itu langsung dimasukkan ke ambulans Lazismu Sragen dan segera dibawa ke RSUD Sragen didampingi seorang saudaranya.

“Sebenarnya masih ada lansia yang tinggal di depan rumah ibu yang hamil tadi. Tapi dari pihak keluarga sudah mengonfirmasi tidak mau dievakuasi karena kondisi genangan air mulai surut. Ya, kami tidak bisa apa-apa. Sejak pukul 20.00 WIB, air memang mulai surut perlahan. Yang jelas rumah yang tergenang air banyak,” ujarnya.

Advertisement

Ketua RT 017 Wirun, Sidoharjo, Gito, menyampaikan di lingkungan Wirun ada 150 rumah yang tergenang air karena dampak luapan Sungai Mungkung. Dia mengatakan 150 rumah itu berada di lingkungan RT 007, RT 017, RT 018, dan RT 019.

“Yang paling parah berada di RT 017 dan RT 019. Tadi keluarga yang hamil itu sebagian masih di rumah. Aktivitas warga sebagian mulai bersih-bersih saat air mulai surut,” ujar Gito.

Baca Juga: Baru Rilis 3 Bulan, Black Ops Cold War Cetak Rekor Penjualan

Advertisement

Dia mengatakan air mulai masuk ke permukiman sekitar pukul 17.30 WIB. Dia mengatakan warga sudah bersiap untuk menaikan barang-barang ke bagian atas. Kebetulan rumah Gito berada di dataran yang agak tinggi. Rumah bagian belakang kemasukan air setinggi 20 cm. Air di jalan depan rumah Gito kedalaman mencapai 30-40 cm. “Ini mulai surut perlahan,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen Sugeng Priyono ikut memantau evakuasi ibu hamil saat banjir itu. Ia juga membaur bersama SAR lainnya untuk bersama-sama stand by sampai air benar-benar surut. “Kami belum bisa memetakan berada daerah yang terdampak. Laporan yang masuk sementara yang paling parah di Wirun, Kleco, dan Mungkung, wilayah Kecamatan Sidoharjo. Ada juga yang dari Kecamatan Sragen Kota,” kata Sugeng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif