Soloraya
Selasa, 24 Januari 2023 - 20:46 WIB

Kisah Sukses Babinsa di Boyolali Beternak Burung Murai, Omzetnya Rp6 Juta/Bulan

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Babinsa Koramil 3 Mojosongo Kodim 0724 Boyolali, Serka Ngatinu, mengurus ternak murainya di rumahnya, Selasa (24/1/2023) siang. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Tangan-tangan Serka Ngatinu, Babinsa Koramil Mojosongo, telaten memberi makan empat anakan burung murai yang ia pelihara di rumahnya di Kampung Gatak, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Selasa (24/1/2023) siang.

Empat anakan tersebut adalah burung murai yang baru saja ia ambil dari indukannya untuk dihangatkan di wadah khusus. Babinsa Koramil 03 Mojosongo Kodim 0724 Boyolali tersebut telah menekuni ternak murai sejak 2018.

Advertisement

Ide awalnya sederhana, ia tak bisa duduk bersantai di rumah. Selain itu, ia juga ingin menghasilkan uang tambahan bagi keluarganya, khususnya untuk sekolah sang anak.

“Ini dibilang usaha sebenarnya juga bukan, karena tentara kan enggak boleh berbisnis. Jadi ini hanya kegiatan sampingan di rumah, yaitu ternak burung,” ujarnya saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Selasa.

Advertisement

“Ini dibilang usaha sebenarnya juga bukan, karena tentara kan enggak boleh berbisnis. Jadi ini hanya kegiatan sampingan di rumah, yaitu ternak burung,” ujarnya saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Selasa.

Babinsa Koramil Mojosongo, Boyolali, itu bercerita awal beternak hanya memiliki satu pasangan burung murai batu. Kemudian, seiring waktu, ia menukar hasil anakan murai itu dengan sepasang murai lagi. Hingga kini, ia memiliki tujuh pasang murai batu.

Dari tujuh pasang murai tersebut, tuturnya, baru empat murai yang produktif bertelur. Ngatinu mengungkapkan dari empat pasang murai tersebut, rata-rata ada dua hingga telur yang dihasilkan.

Advertisement

Ia biasanya menjual burung murai ke beberapa daerah seperti Bogor, Kutai Timur, Surabaya, Madiun, dan beberapa daerah lain. Murai ia jual setelah berumur tiga bulan. Beberapa pembeli juga menginginkan burung murainya disekolahkan di tempat Ngatinu hingga bisa berkicau dengan bagus.

Biasanya, terang Ngatinu, banyak permintaan pembeli yang ingin membeli murai untuk lomba. Sehingga ia juga memelihara burung masteran atau pendamping seperti kacer, cucak ijo, pentet, dan burung-burung masteran lain dengan kualitas bagus.

“Saat ini paling banyak permintaan itu anakan ring badai 99 ke Bogor. Omzet sebulan paling saat ini Rp6 juta-Rp7 juta. Selain jual ada juga tukar-tukar begitu , ” ujar dia.

Advertisement

Memanfaatkan Barang-Barang Bekas

Babinsa Koramil Mojosongo, Boyolali, itu memanfaatkan kandang-kandang burung bekas, pipa paralon bekas, dan stoples bekas untuk beternak burung murai. Ia mengungkapkan hal tersebut berbeda dengan peternakan murai lainnya yang menggunakan rumah permanen untuk beternak murai.

Ia bermaksud menunjukkan contoh kepada generasi muda bahwa beternak murai juga bisa dengan bahan-bahan bekas dan tidak perlu modal yang tinggi.

“Rata-rata sekarang itu berpikiran kalau bikin usaha pasti alasannya selalu modal. Ini saya contohkan untuk warga negara Indonesia biar nantinya berpikiran tidak selalu mencari pekerjaan tapi bisa menghasilkan dari rumah. Ini juga barang-barang saya dari bahan bekas semua. Memanfaatkan apa adanya,” ujar dia.

Advertisement

Ia juga mengajak masyarakat umum untuk berprinsip menciptakan pekerjaan dengan ilmu yang didapat dari masa sekolah yang tentu didasari dengan semangat pantang menyerah, jujur, serta amanah.

Mengenai kesulitan yang dihadapi, Ngatinu mengungkapkan karena ia adalah seorang anggota tentara yang bertugas sebagai babinsa di Boyolali, ia belum memiliki waktu khusus untuk beternak burung murai.

“Karena memang saya harus berbagi waktu untuk dinas dan rumah. Nah, untuk waktu di rumah itu saya manfaatkan untuk ternak ini,” kata dia.

Ngatinu juga mengungkapkan ia berguru kepada salah satu master murai, Subangkit. Ia juga sering berkonsultasi dengan gurunya itu terkait murai-murai mana yang bagus untuk ditangkarkan.

Jika Bangkit mengatakan burung murai tertentu bagus, ia akan menangkarkan burung yang dimaksud Bangkit. Sementara itu, Bangkit yang ditemui di rumah Ngatinu, Selasa, membenarkan ia sering diajak berdiskusi terkait murai oleh Ngatinu yang merupakan kawan lamanya.

Ia juga ikut mengawasi burung-burung murai di tempat Ngatinu. “Jadi saya mengawasi, umpamanya burung mana yang bisa dilombakan biar nyantol [juara]. Kalau sudah nyantol nanti harganya bisa lain,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan murai Ngatinu sering menjadi juara lomba di Boyolali. Sehingga tak mengherankan banyak pemesan dari luar kota yang mengakui kualitas burung-burung peliharaan Ngatinu dan tertarik membeli.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif