SOLOPOS.COM - Pasutri pemilik Sekar Mendho Farm, Mulyoko dan Aprilia, mengecek domba Awassi di kandang peternakan mereka di Pare, Selogiri, Wonogiri, Minggu (4/6/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pasangan suami istri atau pasutri asal Desa Pare, Selogiri, Wonogiri, sukses menjalankan bisnis jual beli domba lokal. Omzet mereka kini mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Saat ini mereka tengah mengembangbiakkan domba impor berharga puluhan juta rupiah per ekor. Mulyoko, 37, dan Siti Aprilia Ramadani, 33, pasutri itu, mulai merintis bisnis jual beli hewan ternak sejak 2007.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Awal menjalankan bisnis itu, mereka hanya menjual 20 ekor kambing. Saat ini mereka telah memiliki ribuan domba lokal dan belasan ekor domba impor. 

“Bukan berarti [bisnis] kami mulus terus. Beberapa kali kami jatuh, tersungkur,” kata Mulyoko saat berbincang dengan Solopos.com di peternakannya yang diberi nama Sekar Mendho Farm di Desa Pare, Minggu (4/6/2023).

Semula Mulyoko menjalankan bisnis jual beli kambing. Namun, beberapa tahun terakhir pasutri yang sukses berbisnis hewan ternak di Wonogiri itu pindah dan fokus jual beli domba.

Bahkan sekarang tak hanya menjual, mereka juga membiakkan domba. Meski belum 100% domba yang dijual hasil pembiakan sendiri, beberapa tahun ke depan Mulyoko menargetkan semua kambing di kandangnya bakal 100% hasil pembiakan mandiri.

Hal itu karena ia menilai dengan mengembangbiakkan domba secara mandiri, margin atau selisih antara biaya produksi dengan harga jual di pasar lebih besar dibandingkan jika hanya menjualbelikan domba. Ia tidak menjelaskan detail berapa perbedaan margin tersebut. 

Selama ini pasutri sukses asal Selogiri, Wonogiri, itu masih berbisnis dengan mengandalkan jual-beli domba. Ia membeli domba pada usia lebih kurang lima bulan, kemudian dikandangkan untuk digemukkan sekitar satu bulan-dua bulan sebelum akhirnya dijual dengan harga mulai dari Rp2 juta/ekor hingga Rp4,5 juta bahkan lebih. 

pasutri sukses berbisnis domba wonogiri
Mulyoko menunjukkan salah satu domba di peternakannya di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri, Minggu (4/6/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

“Domba itu relatif lebih mudah, mulai dari perawatan hingga pengolonian. Begitu juga dengan kandangnya, struktur kandang domba tidak serumit kambing. Domba bisa dicampurkan dengan domba lain. Mereka tidak berkelahi,” ujar dia.

Hitungan Bisnis

Sang istri, Aprilia, menambahkan saat ini populasi domba di Sekar Mendho Farm sekitar 2.000 ekor. Sebagian domba itu sudah dipesan untuk kebutuhan kurban pada Iduladha sekitar sebulan ke depan. Sebagian lain masih menunggu dipesan.

Pada momen Iduladha, biasanya domba mereka ludes terjual, tanpa sisa. Ihwal omzet, Aprilia menjelaskan perhitungan sederhananya kepada Solopos.com. Dia mengalikan 2.000 ekor domba dengan harga terendah per ekor, yaitu Rp2 juta, hasilnya Rp4 miliar. 

Dia menjelaskan seekor kambing, sekali makan menghabiskan 1 kg pakan. Satu kambing biasanya makan dua kali sehari. Harga 1 kg pakan sekitar Rp4.000. Dengan begitu, untuk biaya pakan 2.000 domba selama satu bulan senilai Rp480 juta.

Di kandang itu, mereka mempekerjakan 13 karyawan. Selain domba lokal, pasutri Wonogiri yang sukses berbisnis hewan ternak itu kini tengah membiakkan domba Awassi dan Dorper.

Di Wonogiri, bahkan di Indonesia, baru segelintir orang yang membiakkan domba Awassi. Domba perah itu berharga Rp40 juta/ekor hingga Rp60 juta/ekor. Selain memiliki perawakan tinggi besar, domba ini masih cukup langka di Indonesia.

Sementara domba Dorper seharga Rp30 juta/ekor-Rp40 juta/ekor. Massa kedua jenis domba itu bisa mencapai 150 kg/ekor. “Awassi sebenarnya itu domba perah. Kalau Dorper diambil dagingnya. Ini kami sedang membaikkan Awassi dan Dorper full-blood [tanpa kawin silang dengan jenis domba lain],” ujar dia.

Meski begitu, Sekar Mendho Farm juga mengawinsilangkan pejantan Awassi dengan domba betina lokal. Harga domba betina lokal yang sedang bunting hasil perkawinan dengan domba Awassi dijual seharga minimal Rp4 juta/ekor. “Sudah beberapa kali jual domba betina bunting hasil kawin dengan Awassi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya