SOLOPOS.COM - Petani jeruk siam madu asal Dukuh Kecik, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, mengecek buah jeruknya di kebun, Senin (31/7/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang mantan pegawai sales keliling asal Dukuh Kecik, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Boyolali, banting setir menjadi petani dan kini sukses membudidayakan jeruk siam madu.

Situasi pandemi Covid-19 pada 2020 membuat lelaki bernama Aris Nugraha itu kehilangan pekerjaan sebagai pegawai sales keliling di salah satu perusahaan di Malang. Aris pun memutar otak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pria berusia 30 tahun itu berguru kepada salah satu temannya yang merupakan petani apel dan jeruk di Malang. Setelah itu, Aris pulang ke kampung halamannya di Boyolali dan menjadi petani serta peternak. Ia pulang membawa bibit jeruk siam madu yang ia beli di Batu, Malang, Jawa Timur.

“Saya mulai menanam bibitnya pada 2020 itu kurang lebih 55 pohon. Kemudian mulai bermunculan bunga pada 2021 akhir dan 2022 akhir saya kasih pupuk ekstra. Pohon mulai berbuah pada 2023 ini,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di kebunnya, Dusun Bulu, Desa Tegalgiri, Nogosari, Boyolali, Senin (31/7/2023).

Upaya petani muda Boyolali itu sukses membuahkan panen perdana jeruk siam madu pada April 2023 sebanyak 2,5 kuintal dari 55 pohon. Jeruk-jeruk tersebut ia jual kepada para tetangga dengan harga Rp13.000 per kilogram.

Pada Juli dan Agustus ini, Aris kembali panen sebanyak lima kuintal jeruk siam madu. Kali ini ia tidak hanya menjual hasil panennya kepada para tetangga, melainkan juga ke tengkulak dengan harga Rp15.000 per kilogram.

petani sukses boyolali
Petani jeruk siam madu asal Dukuh Kecik, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, menunjukkan buah jeruk yang ia panen di kebun, Senin (31/7/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Harga jeruk siam madu di pasaran saat ini sudah mencapai Rp20.000 per kilogram. “Alhamdulillah, untuk bertani happy, pada panen perdana mungkin omzetnya sekitar Rp5 juta, yang kedua Rp7,5 juta, yang ketiga nanti sekitar Oktober dan November ini,” kata lelaki 30 tahun tersebut.

Rasa Jeruknya Lebih Manis

Petani muda Boyolali itu awalnya tidak mengira tanah di dukuhnya ternyata cocok ditanami jeruk siam dan usahanya sukses menghasilkan panen. Aris bahkan sempat berpikir untuk menanam kelengkeng di kebunnya.

Namun ia mengurungkan niat itu karena panen kelengkeng hanya bisa sekali dalam setahun. “Kendala yang saya hadapi itu susah air. Jadi waktu itu saya sekalian membuat sumur di dekat kebun untuk mengatasi kekurangan air,” kata dia.

Ia menjelaskan penyiraman pohon jeruk siam madu di kebunnya hanya butuh sekitar dua sampai tiga kali dalam sepekan. Ia berencana memperluas area penanaman pohon jeruk siam madu dengan menyewa lahan warga lain.

Namun hingga kini belum ada warga yang mau lahannya disewa. Tetangga Aris, Heri Prasetyo, mengaku telah membeli jeruk siam madu hasil budidaya petani muda yang sukses di Boyolali itu.

Menurutnya, tingkat kemanisan jeruk siam madu lebih dari jeruk lokal yang ia biasa makan. Bahkan, Heri mengatakan walaupun warna jeruk siam madu yang dipanen dari kebun Aris belum menguning seutuhnya, rasa buahnya sudah manis.

“Warnanya masih hijau saja sudah manis. Rasanya juga beda dengan yang beli di pasar, kan saya enggak tahu yang di pasar sudah selang berapa lama sejak dipetik, tapi kalau beli di Mas Aris itu buahnya fresh,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya