Soloraya
Rabu, 22 Februari 2023 - 14:25 WIB

Kisah Sukses Wanita Petani Sragen, Raup Rp20 Juta/Bulan dari Bunga Krisan

Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani bunga krisan, Mugiyarsi, 40, RT 03 Dukuh Cengklik, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen. (Istimewa/sragenkab.go.id)

Solopos.com, SRAGEN — Kabupaten Sragen dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak petani tanam hias. Hampir tiap tahun ada acara pameran tanaman hias di Bumi Sukowati ini.

Ada sejumlah beberapa komunitas petani tanaman hias di Sragen. Salah satunya adalah Puspo Arum Sragen (PAS) yang memiliki sekitar 50-an anggota.

Advertisement

Namun, tak banyak petani yang mengkhususkan berbisnis bunga seperti yang dilakukan Mugiyarsi, 40. Wanita asal RT 03 Dukuh Cengklik, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen ini membudidayakan tanaman bunga krisan di Kampung Serandu dan di Dukuh Grombol, Desa Sukorejo.

Berbekal pengalaman 7 tahun bekerja sebagai florist di Bogor, Jawa Barat, ia memberanikan diri untuk menggeluti usaha tersebut secara mandiri. Berkat keuletannya, kini Yarsi, demikian ia akrab disapa, memiliki tiga green house yang ia kelola bersama dua kakaknya. Ketiga green house itu luasnya 500 meter persegi, 1.200 meter persegi dan 1.000 meter persegi.

Advertisement

Berbekal pengalaman 7 tahun bekerja sebagai florist di Bogor, Jawa Barat, ia memberanikan diri untuk menggeluti usaha tersebut secara mandiri. Berkat keuletannya, kini Yarsi, demikian ia akrab disapa, memiliki tiga green house yang ia kelola bersama dua kakaknya. Ketiga green house itu luasnya 500 meter persegi, 1.200 meter persegi dan 1.000 meter persegi.

“Setelah bekerja di florist Bogor selama 7 tahun, saya pulang ke Sragen dan sempat juga buka usaha florist di daerah Ngargoyoso, Karanganyar selama 2 tahun. Namun karena ada kendala sewa kiosnya, lalu saya putuskan untuk mencoba menjadi petani Bunga Krisan,” terang Yarsi dalam wawancaranya dengan Diskominfo Sragen, Jumat (17/2/2023).

Bunga krisan sering dipakai menjadi hiasan dekorasi pernikahan. Selain itu, tanaman yang mampu tumbung sepanjang tahun ini juga memiliki fungsi membersihkan udara di dalam ruangan.

Advertisement

“Jadi, lumayan berpikir dan penasaran masak enggak bisa ditanami di sini. Satu green house ditanami semua varietas, nanti yang bisa ditanami apa di sini, ternyata warna – warna dasar putih, kuning, pink bisa di sini. Meskipun untuk warna pink-nya kurang pekat tidak seperti di dataran tinggi,” kata Yarsi.

Omzet Lumayan

Meski ada sedikit kekurangan, ternyata tanaman bunga krisan yang ditanam di dataran yang kurang tinggi memiliki kelebihan batangnya yang lebih kuat. Masa tanam bunga krisan hingga panen berkisar 100–105 hari. Biasanya sampai 120 hari atau 4 bulan habis terjual.

Bibit tanaman bunga krisan ia datangkan dari Bandungan, Kabupaten Semarang. Selain krisan ada juga tanaman bunga lain yang ia budi dayakan.

Advertisement

Satu ikat bunga krisan ia jual Rp25.000-Rp35.000 tergantung musim. Omzet per bulannya bisa mencapai Rp20 juta. Konsumennya tak hanya dari Sragen. Banyak juga dari Karanganyar dan dari Jawa Timur seperti Madiun dan Magetan.

Dari pengalamannya, menggeluti dunia pertanian, menurut Yarsi, merupakan hal yang menarik dan prospektif. Sayangnya, belum banyak anak muda yang tertarik untuk menekuni dunia ini.

“Banyak anak muda yang lebih tertarik bekerja kantoran, bekerja di ruang yang sejuk. Belum banyak yang berminat terjun ke dunia pertanian dengan membuka agribisnis. Oleh sebab itu saya ajak anak muda yang lain jangan takut menjadi petani, kesempatannya masih terbuka lebar,” ujarnya, seperti dikutip dari sragenkab.go.id.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif