Soloraya
Senin, 11 Oktober 2021 - 03:35 WIB

Kisah Supriyadi, Lolos PPPK setelah 16 Tahun Mengabdi Jadi Guru Honorer

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Supriyadi, 53, guru olahraga SMPN 1 Trucuk berjalan kaki dari SMPN 1 Trucuk hingga UNY guna melunasi nazar yang pernah dia buat jika diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Minggu (10/10/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Supriyadi, 53, senang bukan kepalang. Berulang kali dia mengucap syukur kepada Sang Pencipta. Penantian selama belasan tahun akhirnya terbayar setelah guru olahraga SMPN 1 Trucuk itu dinyatakan lolos tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Bapak tiga anak asal Desa Planggu, Kecamatan Trucuk itu mengikuti tes PPPK pada 13 September 2021. “Karena mendapatkan giliran hari pertama, jadi ikut tes itu ndredek [gemetar],” kata Supriyadi saat ditemui di Dukuh Bendogantungan, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Minggu (10/10/2021).

Advertisement

Kabar baik dia terima pada Jumat (8/10/2021) siang selepas Salat Jumat. Dibantu oleh temannya mengakses pengumuman hasil tes PPPK, Supriyadi mendapatkan kabar lolos tes. “Saya sangat senang sekali. Sempat menangis karena masih banyak teman-teman saya yang belum lolos,” kata Supriyadi yang saat ini juga masih mengajar sebagai guru olahraga di SMK Swadaya Klaten.

Baca Juga: Terbanyak, 38 Desa di Wonogiri Dapat Bantuan Proyek Saluran Irigasi

Advertisement

Baca Juga: Terbanyak, 38 Desa di Wonogiri Dapat Bantuan Proyek Saluran Irigasi

Meski hanya bakal menikmati menjadi PPPK sekitar tujuh tahun, Supriyadi tetap bangga dan bersyukur. Perjuangan yang selama ini dia lakukan setelah empat kali gagal lolos tes CPNS terbayarkan dengan lolos tes PPPK pada 2021.

“Saya yang jelas tetap mengabdi sebaik-baiknya, mencetak generasi sesuai dengan harapan bangsa. Saya akan menjadi guru yang baik, guru berkualitas, dan guru yang menjadi kebanggaan bagi murid-murid,” urai Supriyadi.

Advertisement

Baca Juga: Jurus Jekek Percepat Vaksinasi di Wonogiri, Verval Data & Aglomerasi

Menjadi guru olahraga sudah dilakoni Supriyadi selepas lulus S1 dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 1997. Selama tujuh tahun sejak lulus kuliah, Supriyadi mengajar di salah satu SMA swasta di Kabupaten Grobogan.

Hingga Supriyadi pindah ke Klaten dan mengabdikan diri di SMPN 1 Trucuk sebagai guru honorer yang hingga kini sudah selama 16 tahun 5 bulan.

Advertisement

Menjadi guru honorer, gaji yang diterima Supriyadi minim. Saat awal mengabdi, honor yang diterima Supriyadi Rp100.000 per bulan. Memasuki awal tahun ini, honor yang diterima Supriyadi menjadi Rp400.000 per bulan dari tahun lalu Rp250.000 per bulan.

Baca Juga: Warga Merantau dan Akses Jauh Jadi Kendala Vaksinasi di Wonogiri

Meski istrinya sudah diangkat menjadi PNS dan menjadi guru di SDN 1 Sajen, Kecamatan Trucuk, Supriyadi tetap berusaha mencari penghasilan lain untuk keluarganya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif