Soloraya
Minggu, 5 Juni 2022 - 19:31 WIB

Kisah Tenaga Honorer Wonogiri, Dibutuhkan tapi di Ujung Tanduk

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga honorer. (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri diyakini masih memiliki banyak tenaga honorer. Pegawai honorer itu tersebar di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab setempat.

Para tenaga honorer terancam kehilangan pekerjaannya jika pemerintah pusat memastikan tak memperbolehkan merekrut tenaga honorer kembali. Padahal, keberadaan tenaga honorer yang dapat ditemui di seluruh OPD dianggap tenaga honorer sangat membantu kinerja pemerintah.

Advertisement

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Wonogiri, Haryono, menyebut perlu ada tindak lanjut pembahasan menyikapi nasib keberadaan tenaga honorer.

“Kalau kami langsung memotong, pertanyaannya bisa enggak menggantikan keberadaan tenaga honorer. Kalau enggak mampu, maka jalannya dengan merekrut outsourcing,” kata Haryono saat ditemui di Wonogiri, Kamis (2/6/2022).

Advertisement

“Kalau kami langsung memotong, pertanyaannya bisa enggak menggantikan keberadaan tenaga honorer. Kalau enggak mampu, maka jalannya dengan merekrut outsourcing,” kata Haryono saat ditemui di Wonogiri, Kamis (2/6/2022).

Di antara kisah pegawai honorer di Wonogiri dialami Aris dan Wasis. Aris, pria berusia 42 tahun, warga Lingkungan Kerdukepik, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, sudah mengabdi sebagai tenaga honorer sejak 12 tahun terakhir.

Baca Juga: Tenaga Honorer Segera Dihapus, Begini Mekanismenya

Advertisement

Setiap hari kerja, Aris bekerja selama delapan jam. Hal itu dilakoni selama 12 tahun.

Kini ia justru terancam harus gigit jari. Ia kecewa sekaligus merasa pasrah saat mendengar kabar pemerintah bakal menghapus tenaga honorer. Kebijakan itu bakal membuatnya kehilangan penghasilan utama yang hanya didapat dari bekerja sebagai anggota Satpol PP.

“Dulu itu saya melamar ke sini karena enggak bisa hanya menggantungkan penghasilan pasti di pekerjaan sebelumnya [pemasang kabel televisi]. Sewaktu ada kebutuhan tenaga kontrak dari Pemkab Wonogiri, saya mendaftar. Mikirnya, penting ada penghasilan tetap setiap bulan,” kisahnya, Jumat (3/6/2022).

Advertisement

Baca Juga: Mau Dihapus, 1.000-an Tenaga Honorer di Wonogiri Diminta Tetap Tenang

Setelah bekerja sebagai honorer selama delapan jam, Aris bergegas pulang ke rumahnya di Lingkungan Kerdukepik, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri. Selanjutnya, Aris melakoni pekerjaan sampingannya sebagai tukang ojek online. Aris pergi mengendarai motor dan mencari penumpang yang berminat menggunakan jasanya.

Bertahan

Dua pekerjaan itu ia jalani setiap hari meski terkadang masih belum cukup digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aris tetap bertahan dengan dua jenis pekerjaan tersebut.

Advertisement

Nasib nyaris sama juga dialami Wasis, 33, warga yang tinggal di lingkungan yang sama dengan Aris. Sehari-harinya, Wasis menjadi tenaga honorer di lingkungan Kantor DPRD Wonogiri. Hal itu dilakoni sejak 2009.

Di sela-sela kesibukannya, Solopos.com meminta tanggapan padanya atas kebijakan pemerintah yang bakal menghapus tenaga honorer. Ia merenung sembari memikirkan jawaban yang pas.

Baca Juga: Menpan RB: Pemda Jangan Lagi Rekrut Tenaga Honorer

“Pemerintah pusat sepertinya belum memikirkan begitu matang tentang kami yang bekerjanya juga sama dengan pekerja tetap lainnya, enggak jauh berbeda. Harusnya pemerintah pusat memikirkan jika sudah memberhentikan teman-teman yang mengabdi puluhan tahun. Ada yang usianya 40 tahun atau lebih. Mencari pekerjaannya kan juga sulit mau kerja apa,” kata dia.

Wasis kini hanya berharap, pimpinan kantor tempat ia bekerja dapat memperjuangkan nasibnya. Selama 13 tahun bekerja dengan sistem kontrak tiap tahun, tak pernah sekali pun kontraknya diberhentikan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif