SOLOPOS.COM - Febriana Dewi Soleka, 7, duduk di dipan ditemani ibunya, Sriyati, di rumahnya di Desa Tegalamde, Kecamatan Mojolaban, Minggu (22/1/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Kisah tragis dialami bocah kelas I SD di Mojolaban yang terluka bakar cukup parah hingga tak bisa sekolah.

Solopos.com, SUKOHARJO — Suara rintihan terdengar jelas dari dalam rumah berdinding bata merah itu. Rumah di Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban itu sangat sederhana.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dinding bata merah belum diplester. Lantai rumah masih beralas tanah. Ruang tamu rumah hanya berukuran 6 meter x 4 meter. Terdapat dipan kayu di salah satu pojok ruang tamu.

Seorang anak berusia tujuh tahun tergolek lemas di dipan kayu. Febriana Dewi Soleka namanya. Dia hanya dibalut selembar kain jarit yang menutupi sebagian tubuhnya. Tangan kanan dan paha kanan terbalut plastik transparan.

Bocah yang akrab disapa Dewi ini meminta ibunya selalu mengipasinya bagian tangan kanannya. Dewi menderita luka bakar parah saat bermain bersama kakaknya di depan rumah pada pertengahan Desember 2016 lalu.

Kala itu, kakaknya hendak membakar sampah di depan rumah. Dia menyiram spirtus agar api makin membesar. Kobaran api menyambar tangan dan kaki Dewi yang berada di dekat lokasi pembakaran sampah.

Dewi lantas dibawa keluarganya ke RSU Islam Kustati, Pasar Kliwon, Kota Solo, untuk mendapatkan perawatan medis. “Anak saya menjalani rawat inap selama sembilan hari di rumah sakit. Luka bakar di tangan dan kaki cukup parah. Di bagian belakang kuping juga ada luka bakar,” kata orang tua Dewi, Sriyati, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (22/1/2017).

Total biaya perawatan selama di rumah sakit sekitar Rp10 juta. Padahal, bapaknya hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan setiap bulan minim. Sementara ibunya bekerja sebagai buruh pabrik pengolahan tripleks di Sukoharjo.

Gaji yang diterimanya setiap bulan tak mampu membayar biaya perawatan Dewi. Untungnya, jiwa sosial warga setempat patut diacungi jempol. Mereka patungan untuk membantu biaya perawatan Dewi di rumah sakit.

“Saya terpaksa mengundurkan diri dari pabrik setelah Dewi diperbolehkan menjalani rawat jalan di rumah. Saya tak tega melihat kondisi Dewi yang selalu menangis setiap hari,” papar dia.

Dewi tercatat sebagai siswa Kelas I SDN Tegalmade 2, Kecamatan Mojolaban. Dia tergolong siswa cerdas dan rajin. Hobinya membaca buku baik mata pelajaran (mapel) maupun pengetahuan umum.

Saat ujian sekolah, Dewi selalu meraih nilai akademik maksimal. Berkat kecerdasannya, Dewi berhasil menempati peringkat II di kelasnya. Dia ingin luka bakar yang dideritanya segera sembuh supaya bisa kembali masuk sekolah, bertemu dengan guru dan teman-temannya.

Kini, Dewi harus berjuang sekuat tenaga melawan rasa panas dari luka bakar di tangan dan kakinya. “Sudah 1,5 bulan tidak masuk sekolah. Pengin belajar kembali bersama teman-teman di sekolah,” kata Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya