Soloraya
Jumat, 7 April 2017 - 22:40 WIB

KISAH TRAGIS : Harus Rawat 2 Anak Lumpuh, Janda Miskin Sragen Ini Malah Stroke

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ngadinem (kiri), janda miskin asal Sragen bersama dua anak lumpuh yang harus dirawatnya. (Istimewa)

Kisah tragis, seorang janda miskin asal Sragen kena stoke padahal ia masih harus merawat dua anak lumpuh.

Solopos.com, SRAGEN — Ngadinem, 65, seorang janda miskin asal Gondangtani RT 025 Desa Gondang, Kecamatan Gondang, dilarikan ke puskesmas setempat karena penyakit strokenya kambuh sejak Rabu (5/4/2017).

Advertisement

Hingga Jumat (7/4/2017), Ngadinem masih tergolek di salah satu bangsal puskesmas tersebut. “Hari ini saya sudah berusaha membawa Bu Ngadinem ke RSUD [dr. Soehadi Prijonegoro]. Namun karena ketiadaan kamar, dia tidak jadi kami bawa ke RSUD,” terang Sri Wahono, aktivis Forum Masyarakat Sragen (Formas) Sragen, kepada Solopos.com, Jumat.

Biaya pengobatan Ngadinem selama dirawat di puskesmas ditanggung Pemkab Sragen karena dia sudah memiliki Kartu Saraswati jenis Menur. Kartu ini diperuntukkan keluarga miskin yang masuk Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Pemegang kartu ini bisa mendapat pelayanan kesehatan secara gratis di kelas III baik Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) I atau puskesmas dan PPK II atau RSUD dr. Soehadi Prijonegoro dan RSUD dr. Soeratno Gemolong.

Advertisement

“Setelah dipastikan tidak ada kamar di RSUD, kami disarankan Bu Ngadinem dibawa ke RS swasta. Tapi, yang bersangkutan tidak mau karena pengobatan di RS swasta tentu butuh biaya yang tidak sedikit. Selain di puskesmas dan dua RSUD di Sragen itu, kartu Saraswati Menur tidak berlaku,” terang Sri Wahono.

Ngadinem, kata Sri Wahono, merupakan salah satu potret kemiskinan di Bumi Sukowati. Ngadinem hidup di sebuah gubuk bersama dua anaknya yang lumpuh. Dua anaknya bernama Eko Joko Santoso, 42, dan Hari Ismanto, 27, sudah lumpuh selama bertahun-tahun.

Selama ini, Ngadinem lah yang menjadi tulang punggung keluarganya. Sri Wahono menyayangkan Pemkab Sragen seakan tutup mata terhadap kondisi Ngadinem dan dua anaknya yang lumpuh.

Advertisement

“Seharusnya pemerintah mendahulukan pelayanan masyarakat, terutama pengentasan kemiskinan. Percuma jalan halus, kantor pemerintahan megah, tapi kemiskinan masih banyak,” papar Sri Wahono.

Sementara itu, Kepala Desa Gondang Eka Hidayanto mengaku belum mendapat laporan dari perangkat desa terkait warganya yang dibawa ke puskesmas tersebut. “Nanti kami segera bergerak memberi bantuan. Baik kepada Ibu Ngadiyem yang saat ini sakit atau dua anaknya itu,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif