SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Bocah Klaten meninggal sesuai disengat tawon.

Solopos.com, KLATEN – Serangan tawon di Klaten kembali memakan korban. Seorang anak asal Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Klaten, bernama Azam Rizki Ramadan meninggal dunia setelah mendapatkan sekitar 100 sengatan tawon.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bocah berusia enam tahun tiga bulan itu masih duduk dibangku kelas I Madrasah Ibtidaiyah (MI) Srebegan. Azam merupakan putra pasangan Agus Widodo, 35, dan Kristiani, 24, warga Dukuh Jayan, Desa Srebegan, dimakamkan pada Kamis (7/12/2017).

Pada Jumat (8/12/2017) siang, tenda masih terpasang di halaman rumah hingga jalan perkampungan Dukuh Jayan saat wartawan mendatangi rumah duka. Orang tua Azam terlihat tegar dan mengikhlaskan kepergian putra pertama yang dikenal lucu dan rajin salat.

Dengan jelas, Kristiani menceritakan peristiwa yang merenggut nyawa putranya. Sementara, Agus tidur di samping anak keduanya yang masih bayi beralas kasur di bagian tengah rumah.

“Semoga ini yang terakhir dan bisa menjadi peringatan yang lain agar lebih berhati-hati dengan serangan tawon,” kata Kristiani saat membuka obrolan. (baca: Bocah Klaten Tewas Disengat Tawon)

Dia bercerita serangan tawon yang menimpa Azam terjadi saat bocah tersebut bermain bersama dua teman sebayanya Fahri dan Dafa, Senin (4/12/2017) sekitar pukul 13.00 WIB. Bocah-bocah itu bermain di pekarangan rumah warga setempat yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah pasangan Agus dan Kristiani.

Kristiani dan warga di sekitar rumahnya tidak menyangka di salah satu pohon melinjo pekarangan warga terdapat sarang tawon sebesar televisi tabung 14 inch. Tawon yang bersarang berukuran sekitar 3 sentimeter dengan garis kuning melingkar pada bagian tubuh.

“Dari keterangan warga, satu setengah jam sebelum anak-anak itu bermain di pekarangan ada warga diserang tawon saat berusaha menjatuhkan burung hasil buruan menggunakan bambu. Burung itu jatuh pada batang pohon melinjo tak jauh dari sarang tawon. Namun, ia berhasil menyelamatkan diri. Setelah peristiwa itu anak-anak tersebut bermain. Dari cerita temannya, Azam saat itu ngguyu ngakak kemungkinan menyenggol bambu yang bersandar pada pohon melinjo tempat sarang tawon,” katanya.

Lari Tunggang Langgang

Tak berselang lama, gerombolan tawon keluar dari sarang mereka dan menyerang ketiga bocah tersebut. Bocah-bocah itu tunggang langgang menyelamatkan diri dari serangan tawon. Azam mendapat serangan paling banyak berlari hingga di depan rumahnya.

Azam hanya mampu berdiam diri ketika tawon yang mengamuk terus menyerangnya. Gerombolan tawon itu berhasil diusir setelah pakaian Azam dilepas. Diperkirakan ada 100 sengatan tawon pada tubuh Azam. “Di bagian lengan kirinya kalau dihitung ada 26 sengatan,” urai Kristiani.

Azam lantas dibawa ke salah satu rumah sakit di Kecamatan Pedan bersama ibu dan beberapa kerabatnya yang juga tersengat tawon. Seusai disuntik dan diberi obat, Azam bersama keluarganya pulang.

Pada Selasa (5/12/2017), Azam kembali dilarikan ke rumah sakit di Kecamatan Pedan setelah orangtuanya khawatir saat melihat air seni Azam yang berwarna cokelat. Dari rumah sakit tersebut, bocah itu lantas dirujuk ke RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro.

“Saya dan kerabat yang juga tersengat tawon tidak ada efek apa-apa setelah kejadian itu. Mungkin saking banyaknya tawon yang menyerang Azam air kencingnya berwarna cokelat. Ia juga sempat merasa sesak napas,” urai dia.

Dari keterangan dokter di RSUP, Kristiani menceritakan racun sengatan tawon sudah menyebar hingga ke organ dalam tubuh Azam seperti ginjal serta jantung. Pada Kamis (7/12/2017) sekitar pukul 08.00 WIB, Azam meninggal dunia.

Sarang tawon yang bersarang pada pohon melinjo tak jauh dari rumah Azam akhirnya dimusnahkan pada Kamis malam. Pemusnahan dilakukan oleh tim operasi tangkap tawon (OTT) unit Pemadam Kebakaran Klaten agar tak ada lagi korban amukan tawon.

“Penanganan sekitar satu jam karena berada di pohon dan bisa langsung dibakar,” kata salah satu petugas OTT unit Damkar Klaten, Barata.

Serangan tawon yang menyebabkan warga meninggal dunia pernah terjadi pada Maret lalu. Seorang bocah perempuan berumur lima tahun bernama Andita meninggal dunia setelah diserang gerombolan tawon yang bersarang di salah satu pohon melinjo tak jauh dari rumahnya di Dukuh Karangeri, Desa Kadilajo, Kecamatan Karangnongko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya