SOLOPOS.COM - Jenazah Nurul Tri Indrahastuti, 41, warga RT 002/RW 004 Kalisoro, Tawangmangu, dimakamkan oleh keluarga, kerabat, dan tetangganya, Rabu (5/4/2017) siang. (Dokumentasi Polsek Tawangmangu)

Kisah tragis dialami ibu hamil di Karanganyar yang tewas saat melakukan persalinan sendiri.

Solopos.com, KARANGANYAR — Nurul Tri Indrahastuti, 41, warga RT 002/RW 004, Kelurahan Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Rabu (5/4/2017).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Mayat Nurul ditemukan di rumahnya oleh orang tua dan tetangganya pukul 12.15 WIB. Diduga dia meninggal dunia beberapa hari lalu saat melakukan persalinan sendiri bayi dalam kandungannya.

Bayi perempuan itu berada di dekat mayat Nurul. Informasi yang dihimpun Solopos.com, jenazah Nurul kali pertama ditemukan ayahnya, Citro Yadi, 71, yang tinggal berbeda rumah. Citro Yadi bersama istrinya, Maryati (ibu angkat Nurul), curiga lantaran mencium bau menyengat dari arah rumah anak mereka.

Apalagi beberapa hari terakhir Nurul tak keluar rumah. Citro Yadi lantas mengintip bagian dalam rumah Nurul melalui jendela. Dia melihat sepeda motor Honda Beat milik Nurul ada di dalam rumah. Tapi ketukan di pintu rumah tak mendapat jawaban.

Sejurus kemudian Citro Yadi meminta pertolongan tetangganya, Wahyu Sudarsono, 26, dan tetangga lainnya. Mereka lantas bersama-sama mendobrak pintu rumah Nurul yang terkunci.

Begitu pintu terbuka, Citro bersama warga menyisir bagian dalam rumah. Mereka kaget bukan kepalang saat masuk ke kamar tidur dan mendapati jenazah Nurul dan anaknya.

Jenazah Nurul dan anak perempuannya terbaring di tempat tidur. Saat kali pertama ditemukan, kondisi bayi tersebut sudah meninggal dunia. Warga lantas melaporkan kejadian itu ke polisi.

“Olah TKP kami lakukan dengan dokter dari puskesmas,” ujar Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, kepada Solopos.com.

Dari hasil pemeriksaan medis, menurut dia, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan atau tindak kekerasan di tubuh Nurul maupun anak perempuannya. “Tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan atau tindak kekerasan. Bayinya sudah lahir namun plasenta atau ari-arinya baru keluar sebagian dari tubuh Nurul,” imbuh dia.

Citro membuat surat pernyataan bermeterai yang menyatakan menerima kematian anaknya karena proses melahirkan sendiri tanpa bantuan orang lain dan bukan karena tindak pidana. Dalam surat pernyataan itu Citro juga menyatakan tidak akan menuntut secara hukum pihak mana pun atas kematian anaknya.

Ada juga pernyataan Citro yang menolak autopsi terhadap Nurul. Beberapa saat kemudian jenazah Nurul dimakamkan. Polisi menyita barang bukti (BB) berupa HP merek LG dan pisau kecil yang diduga digunakan almarhumah untuk memotong tali pusar.

Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto, menjelaskan selama ini Nurul tinggal sendirian di rumahnya. Dia sudah bercerai dengan suaminya, Teguh, yang juga tinggal di Kalisoro.

Dua anak Nurul tinggal bersama Teguh. “Almarhumah janda, punya dua anak yang ikut Teguh suaminya [yang] dulu. Dia juga tinggal di Kalisoro,” tutur AKP Riyanto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya